.webp)
Pencetus ide melukis diatas plastik itu adalah Made 'Bayak' Muliana. Ia dikenal perupa seni instalasi kinetic, patung maupun objek seni dan mural. Pada Agustus 2011 silam, ia bekerja sama dengan Sumatran Orangutan Society (SOS) membuat mural di kantor SOS Ubud dengan tema Gunung Leuser National Park Conservation Project.
Sejak dua tahun lalu, plastik yang disusun menjadi satu dijadikannya kanvas untuk melukis. "Ide ini muncul sejak pameran tunggal pertama saya tahun 2010," ujarnya kepada detikHOT.
Ada tantangan besar mengolah sampah menjadi karya seni. Bayak pun menemukan teknik agar sampah mampu dipamerkan di galeri-galeri ternama.
Lalu, membutuhkan waktu berapa lama untuk membuat kanvas plastik tersebut? "Jika rajin bikinnya dan tidak sambil melakukan hal-hal ini setengah hati juga selesai," kata Bayak.
Kanvas ini digunakan untuk frame lukisan seukuran 100 x 150 sentimeter. Namun, jika kanvasnya hanya seukuran kertas A4 maupun A5, itu hanya membutuhkan waktu paling lama 15 menit.
Ukuran sederhana ini yang biasa diajarkan terhadap anak-anak kecil dan workshop 'Plasticology Art'. "Ya, memang sebenarnya mudah, cepat, dan fleksibel banget buatnya."
Seniman yang menyelenggarakan pameran tunggal bertajuk 'Plasticology Reissue' di Bali pada Desember 2012 ini mengatakan jika cara awalnya adalah memilih plastik yang akan digunakannya.
Setelah itu, plastik ini dilapisi koran atau bahan yang tak mudah terbakar lalu disetrika. Setelah rata, tinggal direkatkan dengan lem khusus sehingga terbentuk menjadi kanvas yang penuh plastik.
Justru tahap yang paling sulit adalah ketika ia mencari ide dan menggambarkan sketsa terlebih dahulu di kertas. Sedangkan memindahkan ide ke atas kanvas plastik untuk dilukis stensil hanya butuh waktu beberapa hari.
"Cara buat stensilnya sendiri sih gampang. Sketsa yang sudah dibuat ditaruh ke kanvas, trus disemprot pakai pylox," katanya.
Tahapan-tahapan ini sudah diajarkannya ke setiap workshop dan bisa juga dilihat di blognya madebayak.wordpress.com.
(tia/utw)
