Ternyata, rasa tak nyaman ini juga dialami oleh penyedia layanan photo booth. Salah satu pemilik jasa seni ini, Surya Karimasa, 31 tahun mengatakan kesulitannya adalah antrian pengunjung yang ingin mengabadikan momen.
"Banyak yang mengira kesulitannya itu pada pemasangan teknis mesin, mesin sebenarnya nggak sulit. Yang susah itu mengatur orang yang antri untuk foto," ujarnya kepada detikHOT Sabtu akhir pekan lalu (1/3/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan antrian mengular panjang tersebut karena beberapa hal. Di antaranya ada yang terlalu lama memilih properti yang disediakan dan ada yang tak suka mengantri teratur.
"Karena kita berhadapan dengan berbagai usia, kalau anak muda mungkin diaturnya enak. Tapi kalau yang sudah berumur itu sulit," jelasnya.
Selain itu, untuk mencetak instan foto berukuran 5R nan apik, membutuhkan waktu 14 detik. Bila tak sabar, suasana riuh pasti akan mengalir begitu saja.
Hal ini juga diakui oleh Irvany Devlyn, ibu satu anak ini menggunakan jasa layanan photo booth di acara pernikahannya. Namun untuk ikutan foto di resepsi pernikahan lain, ia ogah.
"Enggak suka ikutan foto-foto di photo booth, soalnya malas. Malas antrinya he..he..he..," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Surya dari Bootlicious memilih menggunakan seorang pengatur barisan. "Jadi kita biasanya jalanin bertiga, ada yang motret, ada yang urus teknis seperti cetak foto dan pasang frame, satu lagi khusus untuk atur antrian," kata Surya.
Namun jika antriannya kacau, akan merusak mood semua orang baik pihak penyedia layanan maupun para tamu. Dengan tidak tertibnya antrian, Surya menjelaskan akan semakin sedikit foto yang dicetak.
"Semakin kacau antriannya, akan semakin sedikit jatah tamu yang difoto," ujarnya.
(ass/tia)