Ada band yang semangatnya indipenden, mereka kerap melahirkan banyak karya berbentuk lagu buatan sendiri. Penjualan lagu atau album, bukan satu-satunya misi utama bentuk band ini.
Ada juga band yang diajak bergabung dengan label besar, atau kadang malah buatan label-label besar. Tujuan utamanya memang mendulang keuntungan secara materi, dari konser hingga penjualan album yang dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka justru harus menguasai banyak lagu-lagu hits dari zaman dulu hingga sekarang, dengan berbagai aliran musiknya.
Seperti apa yang dipaparkan oleh Tri Yuniharto, 26 tahun. Ia sempat aktif menjadi penabuh drum maupun cajon untuk mengiringi para penyanyi kafe dan event.
Menurutnya, bermain di kafe bila dirata-rata itu durasinya sekitar dua sesi kali 45 menit. Di sini ia mengaku hampir tak pernah membawakan lagu karya sendiri, seringkali membawakan tembang-tembang band ternama.
"Pastinya lebih banyak bawain lagu orang karena kalau event dan kafe itu kan kita melayani request dari audiensnya," ujarnya kepada detikHOT (26/2/2014).
Lagu wajib di kafe-kafe dan acara jaman sekarang, menurut Tri itu kebanyakan membawakan lagu aliran RnB yang sedang hits, juga lagu pop yang sedang digandrungi. Tri menjelaskan kalau zaman dulu, musisi kafe itu harus menguasai banyak sekali lagu.
"Ada transisi dimana band kafe di tahun 90-an dengan tahun 2000-an itu beda bgt. Kalau 90-an dulu mereka harus lebih banyak kuasain lagu, lebih dari 100 pastinya, kalau sekarang lebih bawakan yang lagi nge-hits saja."
Nah karena mereka tak memiliki kewajiban untuk membuat dan membawakan lagu karya sendiri, maka bisa dibilang keberhasilan sebuah band spesialis event atau kafe, adalah ketika mereka bisa memiliki ciri khas dengan band terkenal baik dari dalam maupun luar negeri. Misal spesialis membawakan lagu-lagu classic rock atau Golden Love Song.
Ini pula, yang bisa dibilang mempengaruhi tingkat kesolidan dari band kafe. Bongkar-pasang personil bukan hal yang aneh. "Lebih enggak solid iya, pindah kemana-mana bisa lebih cepat. Paling enggak ini yang gue rasain dan pernah gue alami," kata Tri menjelaskan.
Untuk dia pribadi saja ada banyak sekali tawaran manggung yang masuk. "Ya gue enggak munafik juga, karena ini kan masuk hitungan sebagai job dan akan dapat fee. Jadi dalam satu hari mungkin gue bisa terima 2-3 job main. Kemungkinan besar juga gue bisa main dengan tiga band berbeda."
Tri sendiri kini sudah bisa dibilang berhenti dari aktifitas ini, namun ia menyebutkan bahwa jaman sekarang ini, industri band untuk acara-acara ini sudah semakin menjanjikan. "Enggak keganti sama DJ, karena yang namanya band live maupun akustik itu masih sangat diperlukan untuk acara apapun."
(ass/utw)