Ajaibnya, Ada Tangga Melayang Sederhana di Rumah Irwan Ahmett

Rumah Inspiratif Irwan Ahmett & Tita Salina (4)

Ajaibnya, Ada Tangga Melayang Sederhana di Rumah Irwan Ahmett

- detikHot
Kamis, 06 Feb 2014 14:06 WIB
Tangga melayang di rumah Irwan Ahmett dan Tita Salina (Dok. Astrid/ detikHOT)
Jakarta - Dengan hamparan sebuah tembok tanpa cat dinding, hanya berlapis plester semen abu-abu. Ada runutan anak tangga yang terkesan sederhana. Tapi ini juga ajaib, karena terkesan seperti melayang.

Tanpa pegangan di samping tangga, tanpa penyanggah di sekujur anak tangga. Irwan Ahmett mengaku pembuatan tangga dengan material baja lapis ini adalah yang tersulit dalam pengerjaan rumahnya.

"Tangga merupakan bagian tersulit, kami melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan cara yang paling kuat dan artistik," ujarnya kepada detikHOT (5/2/2014).



"Idenya adalah tangga melayang, sehingga dapat menghemat ruang dan menggunakan material baja lapis yang dicor berlapis serta memiliki ikatan yang kuat di dalam beton," kata Irwan.

Ia pun bisa memanfaatkan sedikit ruang di bawah tangga untuk meletakan sebuah lemari kecil dan pemutar musik plus sebuah dispenser.

Penggunaan elemen baja lapis memang banyak digunakan oleh Irwan dan Tita dalam bangunan rumahnya ini. Baja sendiri dipilih karena kuat dan bisa memudahkan pengerjaan, jika nantinya ada hal yang ingin ditambah atau dikurangi.

"Pemilihan baja sebagai elemen utama berdasarkan kuat, serta memudahkan pengerjaan apabila kita ingin menambah atau menguranginya. Intinya kami seperti menciptakan modul-modul yang siap direspon dengan lebih imajinatif."



Tak hanya pada pintu dan tangga, baja dengan cat putih ada pada langit-langit lantai atas, juga frame jendela kaca pada rumah. Batas antara pintu rumah dengan ruang tengah di lantai bawah itu dijembatani dengan hamparan kaca berframe.

Ini membentuk sedikit ruangan, yang difungsikan sebagai ruang merokok dan tempat tidur anjing kesayangannya. Melihat dari sini, akan sangat jelas konstruksi bangunan rumah Irwan dan Tita memang berpijak pada penggunaan baja.

Menurut Irwan sendiri pemilihan material memang merupakan perhatian utama mereka. "Mengingat kami tidak punya banyak biaya dan waktu, selain itu perlu juga mempertimbangkan efisiensi yang dapat berpengaruh terhadap pemilihan material," jelasnya.

Untuk itu mereka selalu mempertimbangkan material ready made alias pabrikan. "Dengan memesannya secara langsung kepada pabrik atau bengkel tertentu membuat kami merasa bebas untuk menafsirkan bahan dan fungsi ruang."

Kesan baja yang kaku dan kurang bersahabat ia reduksi dengan beberapa cara. "Untuk mereduksi kesan baja maka arsitek menyarankan kami untuk memakai material lokal dalam hal ini akhirnya bambu dirasa cukup memenuhi syarat."

Penggunaan banyak tanaman hijau juga ikut berkontribusi dalam memberikan kesan yang adem, nyaman dan bersahabat.



(ass/utw)

Hide Ads