"Berapa banyak impian anak kecil yang terpengaruh oleh lingkungan, budaya, sejarah, dan sosial?" ujarnya seperti dikutip dari Huffington Post, Selasa (4/2/2014).
Perjalanan memotret ini karena ia terinspirasi akan sepupunya yang asyik bermain tentara. Sepupunya tersebut sering terhanyut dalam karakter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu penting bagi anak-anak untuk menciptakan dunia fantasinya. Tapi begitu karakter dipilih, ia mengarahkan mereka untuk tidak bermain tapi harus mendalaminya.
Dari perjalanannya itu, ia menyimpulkan beberapa hal. Seperti anak-anak di Mali banyak yang bercita-cita menjadi dokter. Sementara anak-anak di Greenland ingin bekerja di bandara, toko, pebisnis dan sebagainya.

"Tapi ada juga ada anak di Mali yang bertekad menjadi seorang jurnalis. Baginya, jurnalis itu harus memakai jaket biru," kata Knijff.
Berbeda lagi dengan anak laki-laki di India yang mengatakan ia tidak punya mimpi spesifik. "Ia bekerja untuk makan keluarganya. Keinginannya hanya tidak ingin kehilangan pekerjaan."
Dari karya fotografi ini ia ingin menggambarkan sebuah realitas yang berbeda. Selama ini ia dipengaruhi oleh gagasan bermain dan fantasi ketika kecil. Tapi bagaimana dengan kehidupan sehari-hari anak-anak?
(tia/utw)











































