Dinaungi Dewa Kemakmuran, Klenteng Sin Tek Bio Berharap Bisa Diperluas

Warisan Budaya di Balik Klengteng Tua (2)

Dinaungi Dewa Kemakmuran, Klenteng Sin Tek Bio Berharap Bisa Diperluas

- detikHot
Kamis, 30 Jan 2014 09:22 WIB
Santoso Witoyo, Ketua Wihara Dharma Jaya. (Astrid Septriana/detikHOT)
Jakarta - Udara lembab mengiringi sore itu. Sesekali rinai hujan masih turun, sementara matahari masih malu-malu menampakkan diri. Begitu juga jalanannya, masih banyak genangan dimana-mana.

Saat menyusuri kawasan Pasar Baru, kita akan menemui sebuah perempatan, kiri Anda adalah Gang Kelinci yang terkenal dengan bakminya itu. Di Gang Kelinci ada sebuah gang kecil yang dulu namanya adalah Gang Tepekong. Tapi kini telah berubah menjadi Jl. Pasar Baru Dalam.

Karena sudah sore, keadaaan gang ini terasa gelap dan senyap. Jika terus ditelusuri terus, tak sampai beberapa meter kita akan menemukan sebuah pagoda dengan pendar warna merah di sekujur bangunannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Ini adalah Klengteng Sin Tek Bio. Ada banyak versi dari nama klenteng yang diperkirakan telah berdiri sejak 1698 ini. Awalnya klengteng ini bernama Klenteng Het Kong Sie Huis Tek kemudian berubah menjadi Sin Tek Bio dan sejak 12 Mei 1982, Klenteng ini sekaligus menjadi Wihara Dharma Jaya.

Bangunan yang mengadaptasi arsitektur langgam cina ini awalnya hanya berukuran sekitar 170 meter persegi. Kini Klenteng Sin Tek Bio menjadi bangunan dua tingkat di atas lahan seluas 500 meter lebih.

Memasuki bagian depan, kita akan disambut oleh dua patung singa yang bertengger di kiri dan kanan kita, sebagai simbol dari penjaga.

"Sin Tek Bio, dulu tempatnya bukan disini, ini ada di tempat yang sekarang dipakai menjual Mie Aboen dan menghadap ke arah Selatan. Dulu disana luasnya sekitar 270 meter," kata Santoso Witoyo, Ketua Wihara Dharma Jaya, kepada detikHOT (23/01/2014).

"Terus kita dipindah kesini, bukan semakin luas tapi semakin menyempit, dulu disini luasnya sekitar 170 meter. Sejak saya pegang tahun 1982 mulai berkembang jadi sekarang luasnya 500 meter lebih."

Santoso Wiyoto menjelaskan bahwa ia berencana akan melebarkan kembali Wihara yang ada dibawah naungan Yayasan Dharma Jaya ini. Ia berencana membeli bangunan di sebelah kanan Klenteng untuk perluasan ini.



"Saya mau perluas ke sebelah, tapi masih kekurangan dana. Sekarang masih dalam tahap pengumpulan dana dari para donatur dan simpatisan. Dari Pemerintah enggak ada dukungan," kata Santoso.

Klenteng yang difungsikan hanya sebagai tempat beribadat dan tak menyimpan abu jenazah ini, dewa utamanya adalah Dewa Hok Tek Ceng Sin. Yakni dewa atas yang dikenal sebagai dewa kemakmuran atau dewa dagang.

Bila kita jalan menikung ke arah belakang dari Klenteng Sin Tek Bio ini, maka kita akan melihat Klenteng Kuan Im Bio. Disini dewi utamanya adalah Dewi Kuan Im yang merupakan dewi penuh cinta kasih dan selalu menolong orang yang bersusah hati.

(ass/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads