"Rumah pertama yang dibangunnya di kawasan Setiabudi, Kuningan. Masa kecil Pak Yanto di sana," kata penanggung jawab galeri Joko Martono kepada detikHOT di Tanah Baru, akhir pekan lalu.
Di sana, tetap bergaya tropis namun tampak lebih modern. Sayangnya, pepohonannya tak sebanyak yang di Tanah Baru maupun Tapos. "Sudah padat penduduk jadi pohonnya ala kadarnya juga," ujar Joko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sisanya lebih banyak di Tapos. Di sana ada kira-kira 2 hektar luas lahannya. Studio tempat buat patung keramik juga di sana. Pengrajinnya ada sekitar 30-an orang," imbuhnya.
Joko melanjutkan di ketiga rumah milik Wid semuanya bergaya tropis khas Indonesia. Tapi dengan warna cat tembok yang berbeda-beda.
"Pak Yanto tetap ingin di rumahnya ada banyak jendela-jendela, pintu, dan matahari cepat masuk ke dalam rumah. Sama juga dengan kamar mandi yang punya konsep terbuka," katanya.
Nah, jika Anda ingin berkunjung ke Galeri Keramik Tanah Baru, sebaiknya datanglah ketika akhir pekan. Selain bisa berlatih membuat keramik, mungkin saja bisa bertemu dengan sang pemilik galeri sehingga mampu mengobrol dengannya.
(tia/utw)