Gara-Gara FTV 'Roy Macan', Bagus Bramanti Menang Piala Vidia 2013

Dunia Penulis Skenario FTV (5)

Gara-Gara FTV 'Roy Macan', Bagus Bramanti Menang Piala Vidia 2013

Tia Agnes - detikHot
Senin, 06 Jan 2014 14:48 WIB
Adegan dalam FTV 'Roy Macan' yang ditayangkan di First Media (Dok.istimewa)
Jakarta - Tak ada yang menyangka ketika Bagus Bramanti masuk dalam nominasi Skenario Film Televisi (FTV) Terbaik Piala Vidia 2013 lalu, dan keluar sebagai pemenang. Padahal karirnya di dunia penulisan skenario baru dimulai 2011 silam.Β 

Jalannya menjadi seorang penulis naskah FTV dianggapnya sebagai jalan Tuhan. "Alesan gue jadi penulis skenario kalau dipikir enggak ada alasan yang logis," katanya kepada detikHOT di Kedai kopi Killiney, Pejaten Village.

Pria yang akrab disapa Bagus ini menceritakan awal mula karirnya. Lantaran ia menyukai dunia kreatif, ia mulai ikut workshop skenario film televisi di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gue lihat brosur workshop penulisan skenario. Trus nyoba ikut. Tahun 2011 sudah coba nulis buat FTV," katanya.

Di tahun tersebut, Bagus banyak menulis karya. Salah satunya adalah yang berjudul 'Roy Macan' dengan sutradara Thomas Nawilis dan ditayangkan di stasiun televisi berbayar First Media tahun lalu.

Ketika mendengar namanya masuk nominasi di Piala Vidia, ia sangat kaget. Bahkan Bagus mengatakan sudah lupa yang mana skenario dan FTVnya.

"Abisnya sudah lama banget. Gue nulis 2011, diproduksi tahun 2012, ditayangin 2013 dan tiba-tiba menang. Ini gaib, gue sendiri enggak ngerti," ujar Bagus.



Ia pun tidak berharap akan mendapatkan piala. Pasalnya, namanya disandingkan dengan para penulis skenario FTV senior. Sebut saja seperti Firman Triyadi, Wahyu HS yang menulis Para Pencari Tuhan, Tiya Sirhan, dan lain-lain.

FTV 'Roy Macan' menceritakan mengenai seorang anak laki-laki yang keluar dari rumah dan menemukan kehidupan anak jalanan. Roy belajar mencopet dan berbuat kriminal. Namun, suatu hari ia mencopet tas seorang gadis SMA.

Di dalamnya terdapat sketsa seorang wanita yang terkena kanker. Penyakit yang sama dengan ibunya. Mereka pun saling jatuh cinta. Sayangnya, lepas dari dunia jalanan tak semudah yang Roy bayangkan.

Menurut Bagus, kisah ini memang klise namun ia mengatakan terdapat poin menarik dan mungkin menjadi kelebihan karyanya menang.

"Hal yang klise tapi mungkin kemampuan gue mendalami karakter dari Roy dan si gadis itu. Mengolah isu kekinian juga pastinya jadi penilaian," ujar Bagus.

Pria yang pernah kuliah di Universitas Diponegoro jurusan Teknik Sipil ini juga mengatakan kini menulis skenario sudah menjadi jalan hidupnya. Ia pun aktif mengisi materi di berbagai workshop, salah satunya adalah di PlotPoint.

(tia/ass)

Hide Ads