Kita baru saja menyambut datangnya tahun yang baru. Adat perayaannya beragam, misalnya dengan gelimpangan kembang api, membuat resolusi tahun baru, memanggang daging atau bernyanyi Auld Lang Syne.
Namun, untuk merayakan waktu yang telah berlalu, dengan sejarah seni tentunya. Mari kita melihat bagaimana para seniman besar seperti Salvador Dali, Marchel Duchamp hingga Claude Monet memasukan konsep waktu dalam seni yang mereka buat.
Dilansir dari Huffington Post (02/01/2014), berikut detikHOT sajikan 5 seniman dengan interpretasinya masing-masing terhadap konsep waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salvador Dali, "Persistence of Memory"
|
Dok: Huffington Post
|
Jam poket melelehnya sangat terkenal dan menjadi salah satu mahakarya Dali.
Ia menginterpretasikan waktu sebagai sebuah paradoks mengenai sesuatu yang lembut sekaligus keras.
Figur misterius dalam lukisannya muncul dalam kondisi tertidur di bawah jam, ini menyimbolkan soal relatifitas waktu yang muncul pada mimpi seseorang.
Marcel Duchamp, "The Bride Stripped Bare By Her Bachelors, Even (The Large Glass)"
|
Dok: Huffington Post
|
Pengerjaan yang memakan waktu hingga delapan tahun ini, ikut meninggalkan banyak jejak di dalam lukisan ini. Beberapa figur terlihat berdebu juga memiliki noda.
Uniknya lukisan yang membicarakan waktu dalam menampilkan proses pengerjaan panjang di dalamnya, akan berubah tampilan ketika terkena sinar matahari. Dalam musim-musim tertentu tampilan dari lukisan ini juga akan berubah dengan sendirinya.
Claude Monet, "La cathdrale de Rouen"
|
Dok: Huffington Post
|
Monet mengabdikan dirinya ke Katedral Rouen, untuk menangkap guratan dari kehebatan struktur bangunan ini dari waktu ke waktu, pada hari dan tahun berbeda.
Ia pun menuangkan interpretasi dari tangkapan matanya menjadi seri lukisan impresionis.
Hasilnya lukisan itu pun tampil cukup mengawang bak kisah legenda, namun Monet tak kehilangan detail dalam menggambarkan kokohnya gereja itu.
Felix Gonzalez-Torres, "Untitled (Perfect Lovers)"
|
Dok: Huffington Post
|
Karya ini ia dedikasikan pada kekasihnya Ross Laycock, yang wafat akibat penyakit yang terkait dengan AIDS tahun 1991 silam.
"Ketika diinstal, dua jam ini saling bersentuhan. Jam ini bisa diganti dengan dua jam dinding yang dijual di mana-mana, dengan dimensi dan desain serupa. Menit dan detik dirancang sinkron, dengan pemahaman bahwa akan tiba saatnya ini tak lagi sinkron, yakni ketika salah satu jam harus diganti batrenya dan di-reset," ujarnya dilansir dari Huffington Post.
Christian Marclay, "The Clock"
|
Dok: Huffington Post
|
Karya ini berupa instalasi video. Ini yang pertama kali dipamerkan di ILLUMInation Exhibitionon, Itali pada 7 Juni 2011.
Pada kesempatan yang sama, Christian Marclay menjadi pemenang anugrah Gold Lion, untuk kategori seniman terbaik.











































