Tari Merak Bodas Karya Maestro Irawati Durban Pukau Penonton di TIM

Tari Merak Bodas Karya Maestro Irawati Durban Pukau Penonton di TIM

- detikHot
Kamis, 19 Des 2013 15:56 WIB
Pertunjukkan Tari Merak Bodas karya Irawati Durban (Dok.Tia Agnes/ detikHOT)
Jakarta - Dua penari berpakaian keemasan dan bersayap laiknya burung merak tersebut memasuki panggung. Gerakannya luwes, saling tarik menarik seperti sepasang burung yang sedang terbang.

Itu adalah tarian Merak Bodas karya maestro Irawati Durban Ardjo dari Jawa Barat. Tarian selama 15 menit ini menjadi ikon Jawa Barat dan ditatanya pada 1965.

"Tarian ini memang menceritakan dua ekor merak putih menari beriringan, bersahutan dengan penuh kasih sayang, menggambarkan keindahan, dan kesucian cinta yang putih," katanya di Teater Kecil, TIM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Burung Merak memang selalu menarik perhatiannya. Meski koreografinya nampak sangat fisikal, tapi dengan iringan gamelan lengkap dan kostum penari yang megah mampu membuat penonton terkagum-kagum.

Tari Merak merupakan karya Irawati selagi masih muda. Selain itu, Irawati juga membawakan tarian Klana Bandopati Losari.

Tarian ini adalah khas dari Cirebon yang menggambarkan watak manusia yang serakah dan menghalalkan segala cara demi ambisi pribadi. Serta disimbolkan sebagai sosok Rahwana sebagai pemimpin.

Gerakan Irawati pun menghipnotis yang menontonnya. Di akhir penampilan, ia memakai topeng khas Cirebon. Namun terdapat beberapa perbedaan antara Tari Topeng Cirebon dan Tari Losari. Di antaranya pada kain batik bermotif mega mendung yang dipakai Irawati. Serta kain bermotif parang pada tarian Losari.

Namun Tari Topeng Losari ini, kata dia, diturunkan turun temurun dan masih dalam garis generasi ketujuh Nur Anani yang mewariskannya dari almarhum Ibu Dewi dan Mak Sawitri.

Irawati adalah maestro tari Sunda dan sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Balet Gina Melloncelli, sebelum berguru Tari Sunda kepada Tjetje Sumantri.

Sejak tahun 1950-1960an ia sering ikut Bung Karno untuk melawat ke luar negeri dalam misi kebudayaan. Namanya pun terkenal lantaran mencipta ulang tarian Sunda yang semula dikoreografi gurunya, salah satunya adalah tarian Kukupu.

Lulusan Seni Rupa, jurusan Arsitektur Interior Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga pernah mengajar di Center for World Music, Berkeley (1974) dan University of California Santa Cruz UCSC pada tahun 1988, 2000, dan 2005.


(tia/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads