Makna 8 di Pagelaran Balet Namarina Youth Dance

Sekolah Balet di Indonesia (4)

Makna 8 di Pagelaran Balet Namarina Youth Dance

- detikHot
Senin, 25 Nov 2013 13:33 WIB
Salah satu pementasan Namarina (dok. Namarina)
Jakarta - Dua hari akhir pekan lalu, tepatnya pada 23-24 November 2013, Namarina sibuk luar biasa. Pasalnya pagelaran ke 8 Namarina Youth Dance dipentaskan.

Maka tak heran jika pementasan itu pun diberi judul '8'. Namun bukan sekadar judul yang unik yang jadi daya tarik pementasan kali ini.

Pertama karena pementasan kali ini bukanlah proyek sekolah balet Namarina, tapi menjadi kerja bareng Namarina Youth Dance (NYD). NYD sendiri merupakan semi-professional dance company, yang didirikan tahun 2006.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini juga sewindunya NYD, kita musti bersyukur bisa terus bertahan sampai usia 8," ujar Maya Tamara selaku Direktur Artistik.



Maya mengatakan tak pernah putus harapan untuk mengembangkan NYD. Kebetulan angka 8 juga bermakna garis yang tak pernah putus. "Kami ingin menyampaikan kegigihan NYD."

Mengembangkan sebuah perusahaan seni pertunjukkan di Indonesia memang tak mudah. Ada banyak faktor eksternal yang kurang kondusif. Dalam artian masih kurangnya dukungan dari masyarakat dan pemerintah.

Namun Namarina tak ingin menyalahkan kondisi ini. "Kita terus berkarya saja untuk bangsa ini. Mudah-mudahan ke depannya NYD bisa jadi kebanggaan bangsa di dalam dan di luar Indonesia."

***



Dalam pementasan yang melibatkan sekitar 23 penari ini, Maya memili tiga orang koreografer. Yakni Jeffrey Tan, Kim Jae Duk dan Dinar Karina.

Jeffrey dulu adalah penari Singapore Dance Theatre. Setelah pensiun dia kemudian menjadi art principle dan art director di Singapore Ballet Academy.

"Kenapa Jeffrey, karena saya pernah lihat dia menari dan saya salut saat melihatnya. Jadi saya ingin share ini ke penari-penari balet disini," kata Maya. Sebelumnya Maya juga sudah pernah mengundang Jeffrey saat ada program intensif di Namarina.

Selain Jeffrey juga ada Kim Jae Duk dari Korea dan Dinar Karina, koreografer asli Indonesia. "Pagelaran ini menarik banget, karena meski ketiganya berpijak pada teknik barat, tapi karena mereka berasal dari Asia, koreografi mereka terasa sentuhan Asianya," Kata Maya.






(ass/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads