Putri Qatar Sheikha Mayassa Diduga Terlibat Misteri Lukisan Termahal Saat Ini

Jakarta - Apakah benda seni termahal di dunia saat ini? Jawabannya adalah lukisan karya Francis Bacon berjudul 'The Three Studies of Lucian Freud.

Lukisan tersebut dikabarkan berhasil dijual lewat rumah lelang Christie's senilai $142 ratus juta atau sekitar Rp 1,6 triliun. Ini sekaligus menjadikan lukisan ini benda seni paling mahal yang pernah dilelang Christie's.

Namun berita hebohnya bukan sekadar karena harga spektakuler itu. Layaknya dunia penjualan benda seni, lukisan itu konon dibeli oleh seorang tokoh yang dirahasikan tapi menggunakan nama Acquavella Galleries.

Gosip yang beredar atas pembeli anonim itu kemudian merujuk pada nama Steve Wynn dan Roman Abramovich, dua tokoh yang diduga jadi pembeli potensial.

Selasa ini, New York Post secara eksklusif menyebutkan bahwa identitas kolektor yang beruntung membawa lukisan itu pulang adalah Sheikha Mayassa dari Qatar.

Bettina Prentice, juru bicara Galeri Aquavella langsung menyanggah hal tersebut. Dia menjelaskan pada Huffington Post, bahwa, "Rumor yang beredar seputar lukisan Bacon itu tidaklah benar. Mayassa bukan pemenang lelang lukisan itu," kata Prentice, seperti dikutip Huffington Post.

Lalu mengapa New York Post menulis Mayassa sebagai pembeli lukisan itu?



Dugaan itu tampaknya berdasar pada beberapa fakta ini. Pertama, Mayassa adalah putri mantan Emir Qatar dan adik perempuan dari Emir yang sekarang.

Beberapa waktu lalu Mayassa disebut sebagai perempuan yang mengalahkan pemilik sejumlah galeri besar seperti Larry Gagosian dan David Zwirner untuk predikat orang paling berpengaruh dalam dunia seni tahun ini.

Di usia yang baru 30 tahun, Mayassa sudah dipercaya memimpin Qatar Museum Authority (QMA). Ini adalah lembaga yang mendesain konsep baru museum yang akan diresmikan pada tahun 2016 itu.

Salah satu tujuan QMA adalah menjadikan negara Arab itu menjadi pusat tujuan wisata artistik. "Di atas segalanya, kami ingin QMA menjadi pembangkit kultural, katalis proyek seni sedunia," demikian pernyataan QMA seperti dikutip The Economist.

Jadi tak begitu mengejutkan sebenarnya jika Mayassa ternyata berada di belakang pembelian lukisan Bacon. Kerajaan Qatar sendiri sudah terkenal reputasinya sebagai kelompok pengumpul benda seni kontemporer di masa lalu.

Salah satunya misalnya adalah saat mereka membeli karya Paul Cezanne yang berjudul 'Card Players' seharga $250 juta atau Rp 2,9 miliar pada tahun 2011.

Jadi siapa sebenarnya pembeli lukisan Bacon? Balai lelang Christie's menegaskan bahwa hingga kini hanya Acquavella Galleries yang tahu identitas pemilik baru lukisan Bacon. Jadi siapa sebenarnya pembeli lukisan Bacon itu, tampaknya akan tetap jadi misteri.

(utw/tia)