Yang terbaru adalah residensinya di kota New York, Amerika Serikat selama bulan Oktober. Dengan sebuah pameran terbuka berjudul 'Better Out Than In'. Setiap harinya Banksy menyerang kota dengan karya seni terbaru.
Mulai dari yang sederhana yakni karya stensil monokrom, hingga yang rumit seperti truk jagal berisi banyak boneka binatang. Banyak protes yang ia kemukakan pada proyek terbarunya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari aksi-aksi vokalnya ini, anonimitas Banksy menjadi penting. Ini adalah cara yang ia pilih agar seluruh operasinya bisa berjalan. Ia harus bermain kucing-kucingan denga pihak kepolisian. Anonimitas ini yang membuatnya tidak tertangkap. Sepanjang residensinya, rahasia identitas Banksy tetap terjaga dengan baik. Mulai dari nomor ponsel, lokasi hingga nama asli semua tetap tertutup rapat.
Kerahasiaan identitas ini, juga merupakan hal yang disukai oleh penggemarnya. Hal ini pernah ia katakan dalam sebuah wawancara, "Unsur kejutan aka saya pertahankan. Saya tidak tertarik mengumumkan siapa saya," ujarnya, seperti dilansir dari Huffington Post (11/10/2013). Tapi upayanya ini juga tidak selalu berjalan mulus.
Joel Unangst, yang bersaksi pernah bertemu Banksy mengatakan bahwa wajah seniman Inggris ini pernah muncul di Daily Mail (12/07/2008). "Ada foto-foto dirinya di Daily Mail," kata Joel Unangst.
Di foto ini tampak seorang pria berpakaian kasual, dengan wajah khas Inggris dengan kacamata yang bertengger. Caption pada foto yang dimuat oleh artikel itu menjelaskan bahwa foto ini diambil di Jamaika dan ia diyakini adalah Banksy.
***
Pengakuan lain muncul, kali ini datang dari salah satu pendiri blog yang populer, BrooklynStreetArt. Pria bernama Steven P. Harrington ini menjelaskan bahwa ada banyak orang yang tahu siapa Banksy. "Banyak sesama seniman jalanan yang tahu siapa itu Banksy," ujarnya. Menurut Steven, di antara komunitas seniman jalanan, terdapat kesepakatan untuk diam dan tak mau bersaksi apapun soal Banksy.
"Saya pikir ini adalah bagian yang menyenangkan dari jalanan. Orang tidak mau bicara soal dia, ini adalah bukti untuk menghormati Banksy di jalanan." Kemudian ia menjelaskan, satu-satunya hal yang menunjukan tanda seniman jalanan tidak menghormatinya adalah dengan merusak anonimitasnya, membuka identitas dan mengekspor dirinya. Tapi sejauh ini, sebagian besar seniman jalanan yang mengenalnya akan memilih diam.

Namun Banksy tidak disambut baik oleh rekan-rekannya di Amerika Serikat. Ini terkait isu suku, mengenai orang Inggris yang datang ke New York. Sepanjang bulan Oktober, banyak pembenci Banksy yang menargetkan karyanya untuk segera ditimpa. Tapi cara ini lebih baik, dibanding membeberkan identitas Banksy ke publik.
Yoav Litvin, seorang fotografer yang menulis tentang seni jalanan dan berbasis di New York menjelaskan soal rasa hormat di kalangan seniman jalanan. "Apa gunanya kita membuka identitas Banksy? Saat membukanya reputasi Anda akan dihancurkan saat itu juga. Karena seni jalanan berpijak pada rasa hormat."
Aura perlindungan akan identitas Banksy yang terjadi di kalangan seniman jalanan ini, justru memunculkan kecurigaan dan alternatif pikir yang menganggap bahwa Banksy hanyalah sebuah maskot imajiner.
(ass/utw)