Monica Hapsari, Obati Insomnia Dengan Benang dan Resin

\'Begadang, Neng?\', Begadang Kreatif Ala Perupa Perempuan (2)

Monica Hapsari, Obati Insomnia Dengan Benang dan Resin

- detikHot
Senin, 04 Nov 2013 10:19 WIB
Monica Hapsari, sering terserang insomnia malah bisa hasilkan karya. ( Tia Agnes/detikHOT)
Jakarta - Inspirasi bisa datang dari mana saja. Termasuk ketika seseorang mengalami insomnia atau kesulitan tidur yang berulang tiap saat.

Itulah yang dialami oleh Monica Hapsari. “Aku sudah insomnia sejak 2009 lalu, dan memang susah tidur karena pikiran,” katanya kepada detikHOT di Ruang Rupa Gallery Jalan Tebet Timur Dalam, Jumat (25/10/2013).

Baginya pikiran-pikiran itu laiknya sedang berbicara kepadanya. Tak bisa diam, berhenti, maupun terurai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Yang aku rasain itu otaknya enggak bisa berhenti pikir, enggak bisa dimatiin dan selalu ruwet,” ujar Monica. Ia pun sudah ke psikiater dan disarankan tiap malam agar selalu meminum pil anti depresi dalam dosis kecil.



Lantaran kondisi yang dialaminya ini, Monica pun terinpirasi untuk membuat sebuah karya. Karya-karya yang selama ini dibuatnya menggunakan benang berwarna-warni.

“Aku selalu pakai benang, ada ilustrasi yang aku persepsikan sebagai pikiran ruwet,” katanya. Namun untuk pameran kali ini, ia tak hanya memakai benang, tapi juga resin yang dibuat seperti kaca.

Sedangkan warna-warna yang diaplikasikannya adalah biru, merah, dan kuning. Ia menjelaskan jika selalu menggunakan ketiga warna tersebut.

Di pameran ‘Begadang, Neng?’ Monica membuat totebag dengan hiasan resin di bagian depannya dan benang-benang yang sengaja dibuat kusut olehnya.

Ada tiga totebag. Pertama terdapat tulisan, ‘Oh, pikiran tolong jangan berisik.’ Kedua yakni, ‘Jangan ruwet di kepala,’ dan terakhir bertuliskan, ‘Aku hendak tidur.’

Sebenarnya, kata dia, itu merupakan satu kalimat kesatuan dan satu judul. Monica hanya membuat produk totebag saja. “Yang unik memang resin dan benang di totebag, kalau kaos aku enggak kepingin buat.”



Monica yang juga mengajar di La Salle College Indonesia mengatakan alasannya memakai benang. “Benang itu sebenarnya meditatif saja buat aku, untuk menenangkan dan rentang benang filosofinya bisa ke mana-mana. Kedalamannya juga bisa dijangkau dan aku senang,” ujarnya.

Lanjutnya, ia juga mengatakan jika di seni rupa itu masih menggunakan ego, teks, dan sebagainya. Dari jurusannya yang tekstil ia sempat pindah jurusan ke seni murni. Mengapa?

Menurutnya desain itu harus bisa fungsional, berkonsep namun juga memiliki rasa seni. “Benang adalah perwakilan benda yang aku sukai dari tekstil.”

Ia merupakan lulusan dari Kriya Tekstil di Institut Teknologi Bandung. Kini berprofesi sebagai ilustrator, pengarah gaya, dan penulis lepas di berbagai majalah mode nasional dan internasional.

Ke depannya, sembari mencari beasiswa dalam bidang seni, Monica juga akan melakukan pameran dengan seniman-seniman dunia di Singapura.





(utw/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads