"Saya senang proposal yang saya ajukan terpilih. Ini adalah sebuah kehormatan untuk dipilih, karena mengingat ini warisan Barbara Hepworth," ujar Shawcross seperti dilansir dari Telegraph.
Shawcross adalah seniman muda yang berasal dari Royal Academician, ia pernah masuk dalam daftar nominasi Turner Prize bersama seniman lainnya seperti Anya Gallaccio, Ryan Gander, dan pemenang The Zurich Art Prize, Eva Rothschild.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak hilang, hingga sekarang mereka belum bisa menemukan patung tersebut. Pemerintah kota kuatir, patungnya sudah dijual sebagai besi tua.
The Contemporary Art Society sebagai penyelenggara kompetisi penggantian patung Hepworth yang dicuri. Mereka berencana untuk tidak membuatnya dari logam untuk mencegah pencurian.
"Masyarakat selalu menghubungkan karya Hepworth dengan materi. Kami awalnya menyatakan tidak boleh menggunakan bahan material logam," kata konsultan di Contemporary Art Society, Helen Nisbet.
Namun, seniman Shawcross berhasil membuat kreasi yang berbeda. Ia menemukan cara menggunakan logam lebih murah dan mengisinya dengan beton.
"Itu membuat lebih sulit untuk dicuri," kata Nisbet. Seniman Shawcross menggambarkan karyanya sebagai 'deksripsi visualisasi kord musik'.
"Saya ingin tiap bentuk dapat didekati pengunjung dan terasa menyenangkan. Saya juga berharap mereka bisa duduk dan bermain di atasnya," kata Shawcross.
Seniman ini mulai dikenal publik pada 2003 lalu ketika Charles Saatchi membeli karyanya. Pengumuman pemenang kompetisi tersebut sudah diumumkan Senin lalu (21/10/2013).
Sebelumnya, pencurian karya publik ini tak hanya terjadi pada karya Hepworth saja, pekan lalu patung kerya Henry Moore seharga UK£ 3 juta atau sekitar Rp 54,9 milliar yang ada di Glenkiln Sculpture Park di Skotlandia. Salah satu patungnya telah dicuri dan diduga dijual dengan cara dilebur.
(tia/utw)