Topeng Noh Dibuat dari Pohon Khusus Yang Berusia Lebih Dari 60 Tahun

Mengenali Jepang Lewat Topeng Noh (5)

Topeng Noh Dibuat dari Pohon Khusus Yang Berusia Lebih Dari 60 Tahun

- detikHot
Jumat, 18 Okt 2013 13:49 WIB
Salah satu topeng Noh (Tia Agnes/detikHOT)
Jakarta - Banyak topeng dari Jepang yang terbuat dari bahan seperti tanah liat, lacquer kering, kain, kertas dan kayu. Namun, khusus untuk pembuatan topeng Noh dibuat dari pohon yang bernama Hinoki atau kiri Jepang yang disebut Nihongiri.

"Jenis pohon ini yang paling mudah untuk material topeng Noh," kata pembuat topeng Noh Ogura Souei di Japan Foundation, Rabu lalu (16/10/2013).

Untuk usianya pun harus pohon Hinoki yang di atas 30 sampai 60 tahun lamanya. Lamanya usia ini juga turut membuat andil, apakah ia mudah dipahat maupun tidak.
"Usia mempengaruhi bentuknya dan akan jadi berbeda. Jadi lebih baik yang tua saja," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di Jepang juga terdapat organisasi pelestarian pohon bagi para pembuat topeng Noh. Mereka menanam dan menjaga pohon sebagai bahan material utama topeng tersebut.

Pohon ini juga yang paling cocok digunakan oleh cat tradisional Jepang. Setiap topeng, kata Ogura, memiliki karakteristik, ciri khas, filosofis, dan sejarahnya masing-masing dan sudah dibuat standarnya oleh pembuat topeng pertama ratusan tahun lalu.

Menurutnya, yang paling susah dibuat adalah karakteristik koomote, manbi, magojiru, dan segala karakter wanita lainnya. "Paling sulit dipahat di bagian mulut dan mata," ujarnya.

Serta perbedaan antara satu topeng wanita dan lainnya yang sangat tipis. Ada yang mengatakan karaker topengnya hampir mirip, namun kata Ogura sebenarnya saking tipisnya topeng jenis wanita itu.

Didik Nini Thowok atau yang mempunyai nama asli Kwee Tjoen Lian ini juga mengatakan kayu yang digunakan di Noh memang enteng sekali. "Bagus sekali kayunya, enggak menyulitkan penari yang memakainya."

Penggunakan material khusus baik dari kayu dan pewarnaan, kata Didik, sama halnya dengan topeng yang ada di Jawa dan Bali.

"Untuk yang modern, biasanya mereka pakai arkrilik. Kalau pembuat topeng tradisional masih menjaga keasliannya. Cara mengecatnya juga berbeda. Seperti para pembuat topeng di Bali dan Jawa, mereka juga masih bagus pemilihan warnanya," katanya.




Seperti material kulit mutiara yang dikelupas lalu digerus perlahan-lahan. Kata Didik, itu digunakan sebagai warna dasar topeng. Sedangkan di Jepang, pewarnaannya lebih sulit lagi.

"Ada warna tambahan putih mereka. Jadi bukan putih susu, tapi kayak putih tulang yang enggak kusam. Ada campuran khusus dan itu hanya ada di topeng Noh," ujar Didik.

Dalam sejarah, keluarga yang ditunjuk Kaisar untuk membuat topeng Noh asli disebut honmen, dan kopiannya disebut utsushi. Para pengrajin honmen sendiri sendiri menghilang sejak 1860. Kini, tinggal segelintir keluarga yang masih melestarikannya.

Termasuk pembuat topeng Noh terkenal yaitu Hashioka Kazumichi yang sudah malang melintang selama 50 tahun. Ia besar di lingkungan Teater Noh. Karyanya pun tidak diperjual belikan, hanya dijadikan koleksi.



(utw/utw)

Hide Ads