Namun ternyata, di Eropa sendiri ada sebuah tradisi yang telah mengakar sejak awal tahun 1500-an. Yakni seni melipat serbet makan.
Hal ini dilakukan untuk membuat para tamu yang hadir pada perjamuan menjadi terkesan.
Tapi bila melipat kain linen masih Anda anggap sebagai hal yang remeh, perlu diketahui, bentuk dari kreasi melipat serbet ini bisa menjelma jadi bentuk benteng, istana, perempuan, burung, naga, dan lainnya.
Kini, ada seorang master dalam melipat serbet bernama Joan Sallas. Ia ingin meneruskan tradisi Eropa yang telah ditinggalkan sejak abad 18 itu, melipat serbet bukan hal yang mudah.
Ini memerlukan kepiawan dalam menguasai tekhnik rumit dalam menampilkan bentuk unik dari kain linen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia sempat kebingungan saat baru akan mulai praktek seni ini, pasalnya tak ada peninggalan yang bisa menjadi panduan atau instruksi dalam membuat ini.
Maka Joan harus melakukan banyak riset soal bentuk kreasi serbet dan coba memahami sembari membayangkan detail juga bayangan dari kreasi itu.
Pria berusia 48 tahun ini ingin memastikan bahwa pengetahuannya bisa bertahan, bahkan hingga nanti saat ia sudah tiada. Warisan ini ia rangkum dalam sekitar tiga ribu dokumen dari hasil kreasinya.
"Yang paling saya sukai adalah karya yang belum saya ketahui bagaimana cara melipatnya," ujar Joan Sallas, seperti apa yang dilampir dari BBC (11/10/2013).
"Ini sangat penting bagi peneliti untuk menemukan bagaimana sebuah objek dilipat: Anda bisa duduk seharian, hingga memahami bagaimana caranya."
Hasil karyanya yang terbaru adalah bentuk air mancur di atas meja yang diapit oleh dua siang griffin. Ia memerlukan waktu satu tahun pembuatan dan lima kali revisi, hingga akhirnya karya ini layak dipamerkan.
Kini ia sedang mengadakan pamerannya di Waddesdon Manor, Buckinghamshire, Inggris. Sebelumnya pada Februari hingga April lalu ia juga menghelat sebuah pameran di Holburne Museum, Inggris.
(utw/utw)