Lagu 'Takdir', Yang Paling Dikenang Chossy Pratama

Lagu Sinetron di Era Kejayaan 1990an (6)

Lagu 'Takdir', Yang Paling Dikenang Chossy Pratama

- detikHot
Rabu, 09 Okt 2013 14:17 WIB
Jakarta - "Seuntai harapanku
Untuk mencintaimu
Putus sudah kasih berlalu
Tinggalkan kenangan kau dan aku..."

Masih ingatkah Anda dengan penggalan lagu sinetron 'Takdir' di atas yang dinyanyikan oleh Desy Ratnasari? Ya, lagu yang awalnya berjudul sama dengan sinetron tersebut memang sempat menuai protes.

Pasalnya di bagian reff lagu terdapat lirik "Takdir memang kejam ...". Kemudian kalimat ini diganti menjadi "Kasihku yang hilang...".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan sekadar karena protesnya, bagi pencipta lagunya, Chossy Pratama sendiri proses kreatif lagu ini memang paling berkesan.

"Iya lagu itu sempat jadi kontroversi, ini yang tersusah dibuat dan paling saya ingat," ujarnya ketika dihubungi detikHOT Rabu (9/10/2013).

Pria kelahiran 1949 tersebut menceritakan awal ia diminta membuat untuk bagi sinetron 'Takdir'. Sekitar tahun 1997, ia sedang berada di bandara di Los Angeles untuk kembali ke Indonesia, tiba-tiba ditelepon oleh bos production house yang ada di Jakarta.

"Dia bilang minta tolong buatkan soundtrack sinetron 'Takdir'. Saya bilang enggak bisa pak, saya di Amerika, lagi di bandara. Trus dia cerita alur cerita sinetronnya dan langsung 'oke yah Chossy, thank you yah'," kata Chossy mengenang.




Lantaran tawaran proyek tersebut, ia menunda perjalanan pulangnya ke Indonesia. Alhasil Chossy harus meminjam studio temannya produser dari penyanyi Tiffany, yakni George Tobin di kawasan Hollywood.

Sepanjang balik ke motel, ia belum juga mendapatkan ide untuk musik dan liriknya. Ketika tidur ia sempat berdoa, "Ya Tuhan aku enggak bisa. Kalau Kamu enggak tolong aku, aku bakal hancur besok."

Sampai di studio tersebut, idenya masih nihil. Pemain gitar Amerika yang membantunya diminta untuk menyanyi ngawur, sembari Chossy bermain piano.

Selama 15 menit, ia berhasil menyelesaikannya. Musik sudah didapatkan, lalu ia merekam dan menyimpan pita rekamannya di backpack miliknya. Ia siap-siap kembali ke Jakarta.

***

Kejadian selanjutnya menurut Chossy adalah apa yang pasti juga pernah dirasakan komposer lainnya. Selesai dengan musik, tugasnya belum selesai, lirik lagu belum didapatkannya.

Perjalanan Los Angeles-Jakarta selama 14 jam dikiranya akan mendatangkan inspirasi. Ternyata, ia salah besar.

"Lirik belum ada, tapi saya sudah telepon asisten untuk minta tolong Desy Ratnasari datang ke studio," ujarnya. Ketika transit di Taipei dengan sisa perjalanan 5 jam, ia beruntung dapatkan lirik tersebut.

Ketika berada di bagian reff, Chossy menjelaskan hati dan otaknya berdebat. Hatinya mengatakan untuk mengganti lirik kalimat "Takdir memang kejam" tapi otaknya membela itu sudah sesuai dengan judul sinetron dan jalan ceritanya. Ia mengikuti kata otak.

Sampai di studionya di Jakarta, pita kaset yang sudah direkamnya merenggang, dan ada bagian yang terputus.


"Logikanya iklim di Amerika dan perjalanan di pesawat lama, membuat pita itu meregang. Kadar kelembabannya juga berbeda. Itu nilai akalnya, kalau segi spiritualnya panjang. Ha..ha..ha," katanya.

***

Berbagai kejadian tak berhenti sampai di sana. Ketika lagunya sudah diputar dan menjadi hits, tiba-tiba ia dipanggil produser. Katanya, musik lagu yang dibuatnya mirip dengan ciptaan pencipta lagu Gatot S yang dikeluarkan tahun 1988.

"Saya enggak mau ribut, dibagilah hasil penjualan lagu itu sama Pak Gatot. Tapi eh pas episode ke 24, ada yang protes," kata Chossy. Dia lalu memilih meminta maaf lewat media dan mengganti liriknya.

Meski sudah diganti, tapi tetap saja, bagi Chossy setiap lagu memiliki jiwa tersendiri. Satu lagu untuk satu penyanyi, termasuk persoalan lirik. "Tetap aja diganti soulnya enggak kena tuh."

(utw/utw)

Hide Ads