Mendapatkan rumah idaman itu seperti main jodoh-jodohan. Jika tak berkenan, si pemiliknya bisa pindah berkali-kali sampai hatinya merasa sreg dengan rumah tersebut.
Itulah yang dirasakan pasangan selebriti Shahnaz Haque dan Gilang Ramadhan dalam mencari rumah impiannya. Kepada detikHOT mereka banyak bercerita mengenai proses pencarian rumah, ide konsepnya, mengumpulkan bahan material sampai kisah unik di balik dibangunnya rumah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumahku, surgaku. Ungkapan itu agaknya tepat menggambarkan hunian milik keluarga Gilang Ramadhan, 50 tahun, dan Shahnaz Natasya Haque, 41 tahun.
Terletak di kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat, rumah ini adalah rumah kelima yang dijadikan tempat tinggal, setahun lalu. Kenapa ya mereka suka berpindah rumah?
"Iya, ini sudah lima kali pindah. Rumah sebelumnya dijadikan sekolah musiknya Gilang. Dasarnya karena saya suka bangun rumah. Maklum, anak teknik kan," kata Shahnaz yang memiliki gelar sarjana teknik dari jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia kepada DetikHOT, Sabtu (28/9/2013).

Pernah tinggal di wilayah ibukota Jakarta, ibu tiga anak itu mengaku jatuh cinta pada rumah yang ia bangun dari nol ini. Shahnaz bilang, seperti ketemu jodoh.
Cerita bermula dari pertemuan mereka dengan seorang pemilik tanah yang ingin menjual tanahnya sekitar dua atau tiga tahun lalu.
Melihat lokasi yang hijau dan jauh dari polusi, jelas bikin hati kepincut. Apalagi, harga tanah saat itu masih belum terlalu tinggi.
"Yang punya tanah ini sudah eyang-eyang. Dulu harga tanahnya juga kan masih murah, lain sama sekarang. Pertama lihat lokasi, kami sudah jatuh cinta. Jadi, kami beli tanah dari pemiliknya langsung," ujarnya.
Setelah berhasil membeli tanah, mereka berpikir akan sayang sekali jika tidak langsung dibangun. Kalau hanya sekedar tanah pun, maka tidak bisa jadi barang berharga dan rentan rusak.
"Karena waktu itu juga ada peraturan kalau sudah beli tanah harus langsung dibangun. Kalau enggak, bisa diambil alih atau dibeli sama pengembang," kata Shahnaz.
Proses pengerjaan rumah ini memakan waktu sekitar 8 bulan hingga 1 tahun. Bagian tersulit adalah membangun kolam renang di halaman belakang yang kontur tanahnya rawan longsor.
Baik Shahnaz maupun Gilang mengaku tidak ingat berapa total biaya yang dihabiskan untuk membangun rumah tersebut. Namun, yang jelas, mereka puas dan 'kapok' pindah rumah lagi.
"Kalau buat tempat tinggal, sudah cukup di sini saja. Kalau properti buat sekolah musik atau buat yang lain, masih mungkin," ujar bungsu dari tiga bersaudara klan Haque ini.
"Enggak (mau) pindah lagi. Di sini sudah paling nyaman. Kalau pindah-pindah itu paling capek dan repot mindahin barang-barang. He..he..," tambah Gilang.
(utw/utw)