Sayangnya, untuk menjadi seorang pemain sirkus profesional di Indonesia tidak menguntungkan. "Jauh berbeda sendiri dengan yang di luar Indonesia," kata pendiri dari Yayasan Hidung Merah Dan Roberts kepada detikHOT Selasa (24/9/2013).
Jika di Indonesia, seniman sirkus bisa dibayar Rp 2 juta setiap minggunya. Namun, pentasnya bisa 15 kali. Sedangkan, kata Dan, kawan-kawan satu sekolahnya di Chicago yang pernah berlatih sirkus bersama justru satu minggunya dibayar Rp 30 hingga Rp 40 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di antara mereka sudah ada yang memiliki rumah, mobil mewah dan berkelas atas. "Makanya aku enggak bakal izinin Wawan (murid dari Hidung Merah) untuk main di sini. Mereka memang sudah dari lahir main sirkus. Wawan harus belajar keras untuk ke Amerika belajar sirkus."
Dan menceritakan sebuah pertunjukkan sirkus kontemporer ternama masa kini harga tiketnya melebihi menonton ke bioskop. Contohnya saja, Sirkus Ring of Brothers menawarkan harga pentas sekitar 150 U$ atau sekitar Rp 1,5 juta.
"Tampilannya jadi mewah dan sirkus menjadi barang mahal. Secara profesi pun dihargai sekali," ujarnya.
Sama halnya seperti perjalanan Cirque du Soleil yang berarti 'matahari'. Mereka berawal dari tiga orang seniman jalanan. Lalu mendapatkan dana dari pemerintah untuk membuat show sirkus terhebat yang pernah ada.
"Dua puluh tahun kemudian, ia sudah menjadi salah satu yang terbesar dan merubah wajah sirkus tanpa binatang dan memakai narasi skenario," kata Dan.
Ia juga menceritakan jika hanya di Indonesia yang tidak memiliki sekolah formal dan non formal mengenai sirkus. Sedangkan beragam kota-kota besar di Amerika Serikat pastinya memiliki kursus dan sekolah formalnya.
Untuk menjadi seorang pemain profesional, Dan mengatakan harus selalu ada semangat untuk belajar. "Walaupun dia sudah menjadi akrobat yang jago sekali. Itu harus dikejar. Soal kesehatan dan pola hidup sehat juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan," kata suami dari Renny Roberts ini.

(utw/utw)