Sirkus Ajarkan Percaya Diri dan Berani Tampil

Seni Sirkus Masa Kini (7)

Sirkus Ajarkan Percaya Diri dan Berani Tampil

- detikHot
Jumat, 27 Sep 2013 15:53 WIB
Desi Widia (berkaos ungu) berlatih sutra (dok.Red Nose Foundation)
Jakarta - Pentas di depan umum dengan memakai kostum badut, sepatu badut, dan hidung merah tentunya memalukan bagi mereka yang baru pertama kali mencoba. Tapi bagi anak-anak Yayasan Hidung Merah, dengan belajar sirkus justru menimbulkan rasa percaya diri dan berani tampil.

"Iya, bikin saya pede banget. Tadinya kan pemalu, takut begini, takut begitu di depan orang banyak. Tapi sekarang sudah enggak ah," kata salah satu siswa angkatan pertama Hidung Merah Desi Widia, 17 tahun kepada detikHOT di Cilincing Selasa (24/9/2013).

Ia mengakui sejak Hidung Merah pertama kali pentas di lapangan kampung nelayan Cilincing, ia sudah tertarik ingin bergabung. "Kok lucu yah mereka, bisa main bola pakai putar kayak gitu. Saya jadi mau nyoba."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas Desi dengan kawan satu kampungnya mencoba belajar sirkus. Semua teknik di pelajaran sirkus sudah dikuasainya. Dari 40 teknik juggling yang ada dalam buku panduan Hidung Merah, Desi berhasil menyelesaikan 18 teknik.



Bahkan tahun lalu selama 10 hari, Desi bersama kawannya Aprilianah, 18 tahun diajak Dan untuk menghadiri The Souteast Asian Social Circus Conference yang diselenggarakan grup teater Makhampom di Chiang Dao, Thailand.

Mereka akan bertemu siswa remaja sirkus lainnya dari seluruh mancanegara. Serta belajar mengenai teknik-teknik sirkus baru di Thailand yang sebelumnya belum diajarkan di Hidung Merah.

"Saya paling susah itu disuruh head stand sambil jalan. Karena di Hidung Merah belum diajarin, itu sakit banget," kata Desi.

Sedangkan April justru mengatakan paling susah adalah teknik trick juggling. "Jugglingnya bukan yang biasa, tapi pakai trik ada yang dilempar ke belakang tapi eh sudah di depan lagi," katanya.

Mereka juga belajar materi 'silk' dalam dunia seni sirkus. Silk atau disebut kain sutera adalah kain yang digantungkan di atap sanggar, sang pemain sirkus bermain mengolah tubuhnya dengan kain tersebut.

Mereka berdua mengaku berlatih kain sutera tak begitu sulit, asalkan tahu teknik-tekniknya. "Baru belajar pas di Thailand, asal pelan-pelan belajar dan tahu caranya gampang itu," ujar April.

Siswi SMK PGRI 11, Malaka Jakarta Utara ini mengatakan dengan adanya sirkus di kampungnya sangat bagus sekali. Menurut April, sebelum Hidung Merah datang ke Cilincing, anak remaja seusianya banyak yang perilaku badung dengan minum minuman keras maupun nongkrong enggak jelas.

"Sekarang jadi banyak kok yang ikut Hidung Merah. Belajar apa itu sirkus, dan jadi satu kegiatan yang positif," kata remaja kelahiran 23 April 1995 ini.

Hal yang sama juga dikatakan Dan Roberts. Sirkus tak membuat aktivitas sehari-hari sia-sia, tapi justru bisa membuat seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik. "Mereka enggak usah lagi nongkrong enggak jelas, tapi bisa belajar pede di Hidung Merah."

Ke depannya, Dan mengatakan Hidung Merah akan mengadakan pelatihan belajar sirkus ke luar negeri bagi siswa dan siswinya yang rajin dan handal. "Lebih baik belajar sirkus itu sama masternya sirkus. Bukan murid masternya sirkus, ha..ha..ha," kata Dan.



(utw/utw)

Hide Ads