Rumah Kaca Taman Menteng Pun Bisa Dijadikan Public Art

Seni Ruang Publik (3)

Rumah Kaca Taman Menteng Pun Bisa Dijadikan Public Art

- detikHot
Rabu, 18 Sep 2013 09:40 WIB
Jakarta - Jika Anda sedang berada di kawasan sekitar Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat, singgahlah ke Taman Menteng di dekatnya. Di sana terdapat dua bangunan rumah kaca yang menjadi ciri khasnya.

Rumah kaca ini biasa digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pameran foto maupun seni lainnya. Menurut staf pengamanan Taman Menteng, Mulyadi, awalnya rumah kaca tersebut difungsikan sebagai tempat pembibitan tanaman.

"Tapi entah kenapa justru tidak pernah dijadikan rumah bibit. Mungkin karena iklim Jakarta yang panas, enggak seperti rumah kaca yang di Puncak," katanya kepada detikHOT di kantornya yang terletak di bangunan parkir Taman Menteng lantai satu, Selasa (17/9/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



 
Justru, rumah kaca tersebut sering digunakan sebagai ruang pameran foto. Sayangnya, kata dia, acara-acara tersebut tidak diselenggarakan secara rutin. "Kalau itu mungkin harus izin ke Dinas Pertamanan DKI. Tapi memang sekarang tak seramai dulu," katanya.

Dyah Titisari, master di bidang Urban Development and Design University of New South Wales, Sydney ini mengatakan jika fungsi bangunan tersebut dialihfungsikan sebagai ruang seni justru sangat positif.

"Kalau bisa digunakan secara rutin sama seperti TIM atau Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dan dimudahkan izinnya itu sudah bisa dinamakan public art," katanya.

Ruang publik itu, kata dia, bisa diselenggarakan di dalam maupun luar ruangan. Secara ekonomi, penggunaan taman kota tentu saja akan menguntungkan warganya. Pasalnya tidak akan ada pungutan biaya dan akses bebas 24 jam.

"Itu yang menarik. Bisa disebut ruang publik yang tak direncanakan. Sama seperti yang saya bilang sebelumnya, taman kota lalu ada konser kecil atau ada pertunjukan di stasiun. Peristiwa itu jadi fenomena."

Di rumah kaca Taman Menteng, Jakarta Pusat sudah pernah diselenggarakan pameran foto bertajuk Le Monde sens dessus de Phillippe Ramette dalam rangka acara Printemps Francais yang diselenggarakan Institute Francais-Indonesia (IFI) tahun lalu.

Di tahun yang sama, Pewarta Foto Indonesia (PFI) menyelenggarakan pameran foto bertajuk 'Emosi Jakarta' dan menampilkan 66 foto tunggal dan 9 foto cerita dari 54 karya fotografer.

Tiga tahun sebelumnya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Photography Club 32 Kampus Tercinta IISIP Jakarta juga pernah menyelenggarakan pameran foto bertemakan kebudayaan. Judulnya 'Relief of Jogja' pada 2010 lalu. Di sana juga diadakan workshop kamera lubang jarum bekerja sama dengan Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJI).

(utw/utw)

Hide Ads