Perlakuan Khusus Buat Wayang Tertua Dari Abad Ke 16 Di Museum Wayang

Karnaval Wayang Sedunia 2013 (6)

Perlakuan Khusus Buat Wayang Tertua Dari Abad Ke 16 Di Museum Wayang

- detikHot
Rabu, 28 Agu 2013 16:13 WIB
Jakarta - Pelestarian wayang di tanah air tak bisa dilepaskan dari keberadaan Museum Wayang yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta. Museum seluas lebih dari 11 ribu meter persegi ini awalnya merupakan bangunan gereja yang dibangun pada 1640 dengan nama "de Oude Holandsche Kerk". Bangunan ini pernah hancur akibat gempa bumi.

Kemudian, lembaga yang menangani pengetahuan dan kebudayaan Indonesia membeli bangunan ini serta diserahkan kepada "Stichting Oud Batavia". Pada 1939 dijadikan museum dengan nama "Oude Bataviasche Museum".

Baru pada 23 Juni 1968 diserahkan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dijadikan Museum Wayang dan diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 13 Agustus 1975. Perluasan bangunan merupakan hibah dari Probosutedjo pada tahun 2003.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Wayang Sumardi menjelaskan, ada 6000 jenis wayang yang menjadi koleksi. Wayang tersebut diperoleh melalui dua cara, yakni hibah dan pembelian ke pengrajin di daerah. "Kami menerima hibah dari seseorang atau instansi, bisa juga pengadaan dengan membeli wayang ke pengrajin," kata Sumardi di Museum Wayang, Jakarta, Selasa (27/8).

Tidak ada syarat khusus bagi mereka yang ingin menghibahkan koleksi wayangnya kesini. Satu-satunya kriteria adalah wayang itu benar-benar layak dikoleksi, bukan wayang yang sudah rusak atau cacat. Sementara pengadaan dengan pembelian dilakukan sesuai kebutuhan, tidak berlaku rutinitas tertentu. Tujuannya, untuk menambah koleksi wayang yang ada.

"Tahun depan kami mau beli replika wayang dari Kasunanan Surakarta. Kalau mau beli yang asli kan enggak mungkin," ujarnya.

Perawatan terhadap wayang dilakukan secara berkala dan ketat. Jenis wayang tertua berasal dari abad ke 16 sebelum masehi. Dan, itu disimpan dalam sebuah kotak khusus yang tidak boleh disentuh oleh pengunjung.

Sumardi mengaku dukungan pemerintah, baik pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sudah sangat baik. Pemerintah pusat selalu mengadakan komunikasi serta kerjasama dengan Museum Wayang dalam sejumlah pergelaran bertaraf nasional maupun internasional. "Support-nya sudah sangat baik. Ya, kalau anggaran namanya kami ingin lebih memajukan Museum Wayang tentu masih perlu ditingkatkan," katanya.

Dalam gelaran Wayang World Puppet Carnival 2013 yang akan dilangsungkan dari tanggal 1 - 8 September 2013, Museum Wayang mengaku belum dihubungi pihak panitia terkait kerjasama apapun. "Iya, saya tahu ada acara itu. Tapi, kami belum ada komunikasi lebih lanjut, belum ada kepastian," ujar Sumardi.

***

Untuk menjaga kelestarian dan menarik minat masyarakat terhadap kesenian wayang, Museum Wayang giat melakukan inovasi. Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Wayang Sumardi mengatakan, setiap pekan diadakan pergelaran wayang secara bergantian. Mulai dari wayang kulit sampai wayang golek.

Selain itu, ada juga Pekan Museum Wayang, pemutaran video tiga dimensi tentang dunia pewayangan, lomba mewarnai dan melukis wayang bagi anak, dan sejumlah kegiatan lain.

"Kami rutin menggelar pertunjukan wayang setiap Minggu. Bergantian, misalnya minggu ini wayang golek, minggu depan wayang kulit Betawi, minggu depannya lagi jenis wayang lain," kata Sumardi di Museum Wayang, Jakarta, Selasa (27/8).

Jika ada yang penasaran ingin mengetahui proses pembuatan wayang juga bisa datang kesini. Museum yang dibangun pada 1939 ini menyediakan workshop pembuatan wayang baik untuk perorangan maupun kelompok.

"Biayanya tergantung, relatif. Ada grup misalnya berapa orang, mau buat wayang jenis apa. Kebanyakan si golek, kalau wayang kulit jarang," ujarnya.

Sejumlah inovasi tersebut tak sia-sia. Terbukti dengan peningkatan jumlah pengunjung, terutama usai lebaran. Satu hari rata-rata 300 pengunjung mampir dengan tarif retribusi Rp 5000 per orang dewasa, Rp 3000 untuk mahasiswa, dan Rp 2000 untuk pelajar dan anak-anak. "Animo masyarakat sekarang sangat tinggi, banyak anak-anak dan generasi muda yang mulai suka dengan pergelaran wayang," kata Sumardi.

Dari banner yang terpasang di depan pintu masuk, besaran tarif itu dipajang secara transparan. Untuk grup kunjungan minimal 30 orang dikenakan biaya dari Rp 1500 - Rp 3750 per orang. Adapun retribusi pemanfaatan gedung dikenakan biaya antara Rp 1 juta - Rp 1,5 juta per waktu pemakaian tertentu. Museum Wayang membuka pintu dari hari Selasa - Minggu, dari pukul 09.00 sampai 15.00 WIB.

Untuk menarik minat pengunjung anak-anak, Museum Wayang juga mengadakan pertunjukan khusus dengan dalang bocah. Bentuk wayangnya pun banyak yang dimodifikasi dengan tetap mengedepankan pakem tradisi. "Di luar pergelaran di museum, kami juga sering bekerjasama dengan banyak pihak, sering dengan PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia). Kami berikan fasilitas wayang, nanti dalangnya dari PEPADI," ujarnya.


(utw/utw)

Hide Ads