'Maryam' meraih penghargaan untuk kategori prosa. Nominasi lainnya adalah 'Gadis Kretek' karya Ratih Kumala, '65' karya Gitanyali dan 'Seekor Anjing Mati di Bala Murghab' karya Linda Christanty.
Novel ketiga Okky setelah 'Entrok' dan '86' itu berkisah tentang orang-orang yang terusir karena iman. Cerita berfokus pada sosok Maryam, seorang perempuan penganut Ahmadiyah asal Lombok dengan yang mengalami diskriminasi dan penderitaan karena keluarganya terusir dari kampung halamannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia menjadi kritik terhadap penindasan yang dilakukan pihak yang kuat terhadap yang lemah atas nama agama," ujarnya.
Okky Madasari usai menerima penghargaan mengungkapkan, kemenangan novelnya merupakan dukungan bagi kaum minoritas yang disuarakannya.
"Ini bukan sebatas untuk jemaah Ahmadiyah, tapi kemenangan ini mudah-mudahan bisa semakin meluaskan keberpihakan bagi orang-orang yang tertindas," harap Okky.
Untuk kategori puisi, Anugerah Sastra Khatulistiwa 2012 dimenangkan oleh Jeffry Alkatiri. Buku kumpulan puisinya yang berjudul 'Post Kolonial & Wisata Sejarah dalam Sajak' berhasil menyisihkan nominasi lainnya. Yakni, 'Secangkir Harapan' (Aspar Paturusi), 'Langit Pilihan' (Eka Budianta'), 'Benih Kayu Dewa Dapur' (Hana Fransisca), dan 'Mahna Hauri' (Hasan Aspahani).
Anugerah Sastra Khatulistiwa atau Khatulistiwa Literary Award tahun ini memasuki penyelenggaraan yang ke-12. Penggagas acara itu, Richard Oh mengungkapkan kebanggaannya bahwa satu-satunya ajang penghargaan sastra di Indonesia itu bisa bertahan sampai sejauh ini.
"Ini tak mungkin terjadi tanpa dukungan dari semua pihak, saya mengucapkan terima kasih," ujarnya ketika memberi sambutan.
(mmu/mmu)