Foto beraura mistis dan magis itu memang sedang dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta. Aroma masalalu sangat kental mewarnai pameran besar bertajuk 'Manifesto 2012: Orde dan Konflik' itu. Lukisan Raden Saleh dikeluarkan dari tempat penyimpanannya bersama lebih dari 150 karya dari seniman-seniman lainnya, dan tak hanya lukisan, tapi juga patung, grafis, gambar, objek, video, fotografi hingga instalasi.
Sebagian besar dari karya-karya itu memang berasal dari masa lalu. Karya-karya itu sebelumnya pernah ditampilkan dalam pameran-pameran penting. 'Manifesto 2012' yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Kamis (26/4/2012) malam dimaksudkan sebagai retrospeksi atas tonggak-tonggak karya dalam khasanah seni rupa di Indonesia sejak zaman 'mooi indie' hingga era "OK Video".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap dekade terwakili dalam pameran yang digelar hingga 10 Mei 2012 itu. Misalnya, dari dekade 80-an kita bisa menyaksikan lukisan Dede Eri Supria, 'Berangkat Kerja'. Sedangkan dari era 2000-an tampak antara lain lukisan 'Demit 2000'-nya Djoko Pekik. Masih ingat karya provokatif Hardi yang menggambarkan sosok dirinya dalam baju jenderal, berjudul 'Presiden RI Th 2001 Suhardi'? Karya cetak saring di atas kertas produksi 1979 itu bisa Anda pelajari lagi.
Dari khasanah instalasi dimunculkan kembali antara lain 'Learning to Queen Up to The Ants' karya Krisna Murti tahun 1996 yang menampilkan sebarisan kuda kayu sedang menonton TV. Semua karya yang dipamerkan tersebut adalah koleksi negara yang tersimpan di berbagai lembaga seni rupa dan permuseuman utama di Jakarta. Kurasi dilakukan oleh Rizki A. Zaelani dan Ade Darmawan.
Dalam catatan kuratorial mereka, Rizki dan Ade mengatakan, pameran 'Manifesto 2012' hendak menunjukkan karya-karya sejarah yang dikerjakan para seniman di masa dulu hingga transformasi gagasan-gagasan di dalamnya yang bisa kita lihat pada karya-karya di masa kini.
"Pameran ini menampilkan karya-karya historik yang kini menjadi bagian dari koleksi negara dan juga karya-karya yang lebih baru yang dikerjakan generasi seniman yang lebih muda. Intinya, ingin mengambil pelajaran tentang risalah orde dan konflik melalui gagasan dan ekspresi karya-karya seni rupa," papar mereka.
Ditambahkan, tema 'Orde dan Konflik' diajukan sebagai jalan untuk menemukan dan memahami situasi masyarakat kita kini yang seakan terus dirundung pertentangan dan konflik perbedaan. Pameran juga disertai dengan sesi diskusi yang akan digelar di Ruang Seminar Galeri Nasional pada 8 Mei pukul 10.00 WIB.
(mmu/mmu)