Menyimak Seni Iklan Jadul di Pameran Enamel

Menyimak Seni Iklan Jadul di Pameran Enamel

- detikHot
Rabu, 20 Apr 2011 20:06 WIB
Jakarta - Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta, Erasmus Huis memamerkan benda seni unik di galerinya. Ruangan yang biasanya memajang karya lukisan atau fotografi itu, kali ini diisi dengan enamel iklan-iklan produk Eropa maupun Indonesia dari era 1850-an.

Enamel merupakan media iklan yang populer pada abad ke-19. Media tersebut sejenis poster yang menggunakan bahan dasar metal (besi baja keras). Di atas bahan itu kemudian digambari atau dibubuhi tulisan dengan cat yang tahan cuaca. Enamel-enamel semacam itu banyak tersebar di Indonesia saat zaman penjajahan Belanda.

Biasanya enamel mudah dijumpai di toko-toko dan pusat perdagangan. Tidak hanya untuk media iklan produk, saat itu enamel juga digunakan untuk media penunjuk jalan atau papan nama sebuah toko dan pabrik. Enamel-enamel itu akan dipamerkan hingga 17 Mei 2011.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enamel-enamel yang dipamerkan itu merupakan koleksi pribadi Haww Ming yang berasal dari Yogyakarta. Banyak keunikan dari barang "vintage" tersebut. Gambarnya sederhana jika dibanding dengan iklan pada zaman sekarang. Namun, faktor komposisi warna sangat diutamakan, termasuk pesan yang hendak disampaikan.

Sejumlah koleksi enamel Haww yang dipamerkan umumnya mengiklankan produk Belanda. Namun, ada beberapa yang merupakan iklan produk Indonesia Rokok Warning Tjap Boelan Bintang dengan teks 'Ingat Ingat Tjoema Tembaco Shac Tjap Boelan Bintang Njang Toelen'. Selain itu ada juga beberapa produk asal China seperti Obat Njamoek Tjab Ajam.

Yang tak kalah menarik, ada produk yang diiklankan, sampai sekarang masih eksis, sehingga orang bisa membandingkan dengan iklannya saat ini. Yakni, produk pencuci piring Sunlight dan produk margarin Blue Band. Bagi yang mengalami era 1950-1970 akan dibawa dalam kenangan. Ada sejumlah iklan produk dari masa itu, misalnya bir Becks Beer Tjap Koentji atau Drinkt Java-Bier.

Dari pameran enamel tersebut orang juga bisa mengikuti perkembangan bahasa iklan dan nama produk yang menjadi pionir produk-produk masa kini. Sebut saja produk pasta gigi Odol. Sampai saat ini odol sudah langsung identik dengan pasta gigir itu sendiri.

"Banyak brand yang produknya menjadi pionir di Indonesia, kemudian menjadi nama generik, menjadi sebutan buat kategori tersebut. Seperto Odol,Β  yang menjadi kata generik untuk pasta gigi. Atau silet, yang berasal dari Gilette, menjadi sebutan untuk pisau cukur," kata kurator pameran tersebut, Enin Supriyanto.

Dan, masih banyak lagi keunikan iklan "jadoel" di pameran tersebut. Namun satu enamel yang barangkali akan mencuri perhatian bersama adalah enamel yang berisi peringatan berbunyi, 'AWAS Bisa Mati Elektrik Kras'. Jika dibandingkan dengan bahasa sekarang, 'AWAS Tegangan Tinggi', mana yang lebih mudah dimengerti?

Namun saat ini enamel sudah punah, kalah dan tergantikan oleh kemeriahan, kemurahan, dan kecepatan teknik dan media-media baru iklan. Tepatnya, enamel musnah saat Perang Dunia II karena bahan baku metal mulai dialokasikan untuk keperluan membuat senjata. Enamel yang pamerkan adalah sisa-sisa dari kepunahan.

(ebi/mmu)

Hide Ads