Gutha tamarin adalah bahan dasar berupa biji buah asam yang dihaluskan. Bubuk asam kemudian dihaluskan dan dicampur air secukupnya dan sedikit lemak nabati menjadi sejenis pasta. Teknik Gutha Tamarin dipadukan dengan goresan kuas, sehingga terdapat konsep mixed media antara teknik batik dan lukis dalam kain sutra.
Ada 36 karya sejarah visual dari 34 perupa yang merupakan pengajar seni di Tanah Air. Beragam ekspresi model perempuan berhasil dilukiskan dengan gaya realisme, dekoratif, sampai sentuhan kubisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah seorang kurator pameran, Citra Smara Dewi, mengatakan tokoh perempuan dan bagaimana seniman menginterpretasikan sejarah lewat pendekatan visual menjadi menarik. "Pemilihan pahlawan dan tokoh perempuan pada pameran sejarah visual ini memang tak bisa dilepaskan dari peran perempuan sejak masa sebelum dan sesudah kemerdekaan," kata Citra Smara Dewi dalam keterangan yang diterima detikHOT, Kamis (10/8/2017).
Dari 36 karya yang dipajang, masing-masing memiliki interpretasi yang berbeda. Misalnya saja, Nuning Damayanti yang melukis Fatmawati Soekarno. Dia ingin menyampaikan bahwa Fatmawati adalah 'ibu semua kepulauan' bukan milik etnis tertentu.
"Interpretasi tersebut disampaikan melalui kibaran bendera merah putih sebagai background karya," katanya lagi.
![]() |
Sementara Ariesa Pandawangi yang mengangkat sosok Cut Meutia, mempertimbangkan kearifan lokal dari Cut Meutia yaitu Aceh. Ariesa mencoba menangkap spirit tersebut dengan ornament islam seperti geometri, flora dan fauna yang terdapat pada ornamen masjid di Aceh.
Pameran berlangsung hingga 21 Agustus mendatang di Gedung C, Galeri Nasional Indonesia. Simak artikel lainnya!
(tia/dar)