Dalam kata pengantarnya disebutkan tidak ada tema khusus yang menghubungkan di antara karya dua seniman. "Tidak ada juga berbagi makna ataupun latar belakang mereka dari Bandung di pameran ini," ujar Doni Ahmad, dalam keterangannya, Rabu (20/7/2016).
Baca Juga: 10 Tahun Berkarya, Rocket Crew Undang Komunitas Tuna Rungu di 'Marvelous'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Rega Rahman menciptakan ulang gambar dari latar belakang budaya pop barat di tahun 1950. Dia mengubahnya ke dalam berbagai komposisi dan beberapa warna-warni gambar yang terdiri dari ledakan digital dan kehancuran dari kertas putih.
Bahkan, kata Doni, isu agama fundamentalisme yang makin gencar, mungkin akan membuat pengunjung yang melihat dapat menghubungkan di karya-karya Rega. "Tapi itu adalah ironi halus untuk dipahami bagaimana arabesque (mewakili agama) adalah kertas putih polos," pungkasnya.
Radhinal dan Rega adalah anggota dari seniman Gerilya Collective, Bandung. Pembukaan eksibisi pada dibuka 23 Juli pukul 15.00 WIB di Space: Gallery + Workshop di Jalan Terogong Raya 36J, Cilandak Barat, Jakarta.
(tia/tia)