Proyeknya kali ini mengkritisi perubahan yang terjadi di kota Yogyakarta. "Yogya berkembang sangat cepat tapi tidak bersahabat bagi penduduknya. Banyak hotel dibangun di mana-mana, menyebabkan menyusutnya cadangan air tanah, nggak ada ruang publik kecuali pusat perbelanjangan. Cara hidup kita pun menjadi karakter individual dan egois," katanya.
Baca Juga: 'Bunga Penutup Abad' Akan Dihiasi Panggung Artistik Bergaya Realis
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat seri mural yang diciptakan pria yang akrab disapa Moki menggambarkan berbagai tokoh para prajurit Kraton Yogya sebagai metafora. "Mereka dan masyarakat banyak yang mengalami disorientasi dengan tidak adanya Raja mereka," tambah Moki lagi.
Prihatmoko Moki merupakan kelahiran Yogyakarta yang lulus dari jurusan seni grafis ISI Yogyakarta pada 2009 silam. Bersama dengan Malcolm Smith (AU) membentuk Krack! Studio di Yogyakarta, studio dan galeri yang berfokus pada printmaking pada tahun 2012. Tahun 2015 Moki mengikuti residensi di Megalo Print Studio di Canberra, Australia.
Peluncuran dan pameran proyek mural #2 Prihatmoko Moki berjudul 'Prajurit Kalah Tanpa Raja' akan dibuka 29 Juni pukul 17.00 WIB. Eksibisi masih bisa dilihat hingga 23 Juli mendatang!
(tia/tia)