Pawai boneka atau ogoh-ogoh Prancis dibawakan oleh sanggar teater boneka 'Les Grandes Personnes' (Orang-orangan Raksasa) yang dibentuk di Aubervilliers, Paris di tahun 1998 silam. Sanggar Les Grandes Personnes membawa kreasi seni pahat dan ukir multimedia (kertas, kayu, plastik) ke ruang publik dengan memadukan seni visual dan seni pertunjukan. Mereka memulai kreasi dengan membentuk dan menampilkan boneka raksasa setinggi 4 meter yang dipadukan dengan drama.
Direktur Institut Francais Indonesia dan Direktur Festival Printemps Francais 2016, Marc Piton, mengatakan kehadiran Prancis di Pesta Kesenian Bali ke-38 merupakan sebuah kehormatan bagi negaranya. "Ini bukti nyata bahwa Indonesia dan Prancis memiliki hubungan negara dan kebudayaan yang baik," katanya, dalam keterangannya, Senin (13/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Les Grandes Personnes' beranggotakan lebih dari 30 seniman dari berbagai macam latar belakang. Ada seniman visual, pelukis, aktor, pemain sirkus, dalang, penari, musisi, perancang busana, dan lain-lain. Les Grandes Personnes membongkar sekat pemisah seni visual dan seni pertunjukan, seni moderen dan seni tradisional serta antara kerajinan tangan.
Usai dibuka oleh Jokowi, dan dilakukan prosesi pelepasan pawai dengan memukul kentongan khas Bali yang didampingi oleh Gubernur Bali dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, pawai pun digelar. Dikemas dalam sajian seni kolosal sebagai khasnya kesenian Bali, pawai juga diselingi dengan atraksi yang disajikan di hadapan Jokowi dan masyarakat. Ogoh ogoh Prancis pun sukses meramaikan Pesta Kesenian Bali.
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, juga mengatakan festival tahunan ini merupakan agenda rutin yang menjadi puncak apresiasi budayawan dan seniman Bali. "Pesertanya diikuti oleh seluruh wilayah kabupaten/kota Bali, duta kesenian dari luar daerah dan dua negara yang ikut meramaikannya. Yakni India dan Prancis," tutup Pastika.
(tia/tia)