Nasirun, seniman lukis Yogyakarta menorehkan karya lukisnya di body puluhan mobil. Mobil-mobil dari berbagai merek terkenal seperti jenis Mercy, Toyota Celica, VW Caravelle GL, dan lain-lain dijadikan kanvas untuk menorehkan karyanya. Mobil tersebut milik kolektor yang rela untuk di lukis.
Selain melukis di badan mobil, Nasirun juga membuat karya instalasi 'pagupon' candi Borobudur dan terdapat miniatur patung sang Budha pada setiap 'stupa pagupon.' Kemudian melukis dengan media meja kayu utuh, karya kriya kayu berbentuk motor Harley Davidson, gerobak sapi (2 buah) yang didalamya terdapat puluhan patung dengan seragam tentara Cina yang kesemuanya berwajah Nasirun, perahu kayu Kano, patung kuda kayu, helm tentara pada masa perangf dunia I dan II, bola dunia dengan lukisan ornamentasi, lukisan pada kanvas. Karya-karya Nasirun tersebut dipamerkan pada pameran tunggal Nasirun, 'Run, Embracing Diversity,' di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eksekutif manajer MURI, Sri Widayati mengatakan bahwa Nasirun sebelunya juga pernah tercatat di MURI dengan karyanya. Dan kali ini, 3 rekor sekaligus dari karya-karya Nasirun.
"3 rekor sekaligus, mobil lukis terbanyak sebanyak 24 mobil. Kedua, miniatur candi Borobudur dari susunan pagupon terbanyak, ada 113 pagupon. Dan lukisan terbanyak dengan media meja kayu utuh sebanyak 13 meja kayu. Tercatat di nomor 7476, 7477 dan 7478,"kata Sri Widayati saat memberikan penghargaan pada Nasirun di kampus UMY, Kamis (2/6/2016).
Menurut MURI, semua tersebut adalah penciptaan rekor terbaru dan sebelumnya belum pernah ada. Karya Nasirun tersebut, dianggap memenuhi kriteria paling pertama unik dan langka.
Sementara Nasirun mengatakan, sebelumnya ia pernah melukis di mobil Bajai dengan mahkota Ramayana dan Mahabarata. Namun ia menyayangkan karena karyanya tersebut kini sudah menjadi koleksi museum nasional Singapura.
Penghargaan yang diraihnya ini ia persembahkan pada Yogya tercinta dan temtunya Indonesia. Dan Nasirun akan tetap total berkesenian dan tidak berpikir dapat penghargaan.
(tia/fk)