FFI 2015 Berikan Penghormatan kepada Teguh Karya

FFI 2015 Berikan Penghormatan kepada Teguh Karya

Tia Agnes Astuti - detikHot
Rabu, 04 Nov 2015 18:00 WIB
Jakarta - Nama Teguh Karya tidak bisa lepas dari kiprahnya di dunia teater maupun industri perfilman Tanah Air. Wafat pada 11 Desember 2001, Teguh banyak menghasilkan film-film fenomenal yang paling banyak meraih Piala Citra, penghargaan tertinggi di dunia perfilman. Sebut saja seperti 'Badai Pasti Berlalu' (1977), 'November 1828 (1978), dan 'Doea Tanda Mata' (1984).

Jelang gelaran akbar Festival Film Indonesia (FFI) 2015 pada 23 November di Ice BSD City, panitia pelaksana memutuskan untuk memberikan penghormatan terhadap karya-karyanya. Ketua Pelaksana FFI 2015 Olga Lydia yang hadir di Sanggar Teater Populer mengungkapkan alasannya.

"Saya dan tim pelaksana merasa industri perfilman berutang budi kepada para tokoh-tokoh ini. Banyak generasi sekarang yang tidak mengenal siapa Teguh Karya padahal sumbangsihnya banyak sekali. Kami berkeinginan mengangkat nama Beliau yang memiliki pengaruh besar," ujar Olga, Rabu (4/11/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, penyelenggaran FFI 2015 yang berlokasi di Banten membuat tim pelaksana harus memilih tokoh yang dikenal kelahiran dari kota tersebut. "Dan Pak Teguh juga kelahiran Pandeglang, Banten."

Mulai tahun ini, FFI akan mengambil tema khusus dan rencananya akan berlangsung tematik setiap tahunnya. Tema yang diambil adalah 'Teater dan Kiprah'.

Slamet Rahardjo yang hadir di obrolan sore menyambut apresiasi dari tim pelaksana FFI 2015. "Saya bilang keras ke Olga dan kawan-kawan, boleh pake foto Pak Teguh di tribute-nya tapi jangan sampai bikin malu nama Teguh Karya!"

Dia pun menegaskan bahwa Teguh Karya menjadi satu-satunya sutradara teater dan film yang punya nama baik sampai meninggal dunia 14 tahun silam. "FFI jelas nggak boleh bikin malu, konflik, atau semacamnya. Kami murid, anak-anak didiknya punya grafiti (peninggalan) Pak Teguh dan tetap jaga nama baiknya," tutup Slamet.

(tia/ron)

Hide Ads