"Komik ini diharapkan akan menjadi tren seperti komik lokal yang dahulu-dahulu," ujar editor Gramedia, Mirna di Jakarta Convenction Center (JCC), akhir pekan lalu.
Komik ini bercerita tentang pelajar bernama Kinan yang sering diejek oleh senior di sekolahnya. Sepulang sekolah, ia dijebak untuk ikut tawuran. Di tengah suasana babak belur sosok penyelamat datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irfan mengatakan komik ini akan diterbitkan secara berseri hingga volume ke-4. "Komik Macan Putih ini adalah mimpi saya untuk segera menerbitikan komik," kata mantan penyiar Radio Prambors itu.
Uniknya, komik ini dikerjakan di empat tempat yang berbeda. Irfan yang kini berdomisili di Washington DC, Novita di Bandung, Donny di Surabaya, dan penerbitnya sendiri di Jakarta.
"Alhasil kami berkomunikasi lewat Line atau Skype juga. Setiap saat kalau halaman sudah jadi satu, dikirim ke semua tim. Kalau oke baru diwarnain," ujar Irfan.
Kisah Macan Putih ini, kata Irfan, sarat dengan unsur lokal Indonesia. Pasalnya kisah ini merupakan tradisi kekuatan spiritual asal Jawa Barat.
"Jadi menurut saya memang Macan Putih ini mewakili cerita sejarah Indonesia dan masalah yang dialami Kinan terjadi pada pelajar ibukota juga," katanya.
Serta Irfan merencanakan di volume ketiga akan muncul satu pahlawan baru dan musuh baru yang lebih jahat. Ceritanya akan berkembang menjadi luas dan karakter semua tokoh di Macan Putih segera menjadi kompleks.
(tia/utw)