Profesi Dubber Bisa Hasilkan Pendapatan Ratusan Juta Rupiah

Jakarta - Banyak orang tertarik bekerja sebagai pengisi suara atau dubber. Selain penuh tantangan, profesi ini ternyata cukup menjanjikan secara finansial. Tak percaya?

Pengisi suara sebagai Suster Cecilia dalam telenovela Dulce Maria, Aish Daeng, mengakui hal itu. Meski tak menyebutkan angka detail, namun ia memastikan penghasilannya tak kalah dari pekerja kantoran.

"Kalau dibilang menjanjikan, itu pasti ya. Cuma detail berapa-berapanya enggak usah disebut. Cukuplah," kata Aish kepada detikHot, pekan lalu.

Terlebih, saat ini wanita kelahiran Palopo, 39 tahun silam itu masih aktif mengisi suara di beberapa film dan menjadi narator program infotainment Insert di TransTV dan Selebrita di Trans7.

Jumali Jindra, 48 tahun, mengakui hal yang sama. Dia enggan menyebutkan nominal, tapi menegaskan bahwa profesi dubber dapat memberikan penghasilan yang cukup besar.

"Enggak enak-lah kalau disebut. Buat saya sih yang penting cukup-lah," ujarnya.

Selama hampir 20 tahun berkecimpung di dunia dubbing, Jumali merasakan peningkatan honor yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Apalagi, ketika era telenovela sedang booming.

Seiring pengalaman dan jam terbang, tentu 'harga jual' seorang dubber ikut melesat. Pengisi suara Patrick Star dalam film kartun Spongebob itu tak menampik.

"Jam terbang pasti berpengaruh (terhadap honor). Tergantung juga sama jenis film-nya apakah telenovela, kartun, atau komersial, itu beda-beda," kata Jumali.

"Tapi, saya masih suka kasih harga teman. Kalau misal ada yang minta bantuan, ya sudah dibantu. Tapi, yang benar-benar teman, lho, bukan teman yang sukanya memanfaatkan." Yohannes Wibowo, 35 tahun, mau lebih terbuka.

Pengisi suara Sebastian dalam telenovela Por tu Amor ini bercerita bahwa honor menjadi dubber memang tidak sama.

Ambil contoh, untuk film India, honor dubber bisa mencapai Rp 400 - Rp 600 ribu per satu judul film. Film telenovela dan box office juga tak jauh dari kisaran itu.

"Bayaran paling besar di film India, kartun paling kecil. Kalau zaman dulu, oleh pihak stasiun TV saya dibayar Rp 90 ribu per hari," ujar pria yang akrab disapa Anes ini.

Makin besar kalau sudah masuk ranah komersial seperti iklan dan voice over. Nilai nominalnya bahkan bisa mencapai ratusan juta Rupiah karena suara si dubber diputar-putar terus dalam jangka waktu tertentu.

"Kalau komersial (iklan) bisa berkali-kali lipat. Kalau trailer movie bisa Rp 10 jutaan. Iklan dalam jangka panjang bisa Rp 75 juta - Rp 100 juta," katanya.


(utw/utw)