Menjadi penyanyi dangdut ternyata pernah dilakoni pria yang kerap memainkan karakter antagonis dalam kebanyakan filmnya itu. Hal tersebut diakuinya terjadi ketika industri perfilman Tanah Air sempat terpuruk pada 1992.
"Iya, dulu saya memang sempat jadi penyanyi dangdut pas industri film jatuh. Saya nyanyi dangdut dari tahun 1992 sampai 1994 lah," ungkapnya seraya tertawa saat ditemui detikHOT di kediamannya di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat perfilman itu mati, barulah saya sadar dan sangat menghargai uang. Saya butuh materi untuk menghidupi diri. Padahal sebelumnya nggak, uang buat senang-senang saja," kisah bungsu dari delapan bersaudara itu.
Menurut pria kelahiran Kabanjahe, Sumatera Utara, 12 Oktober 1952 itu, pada masa itu musik dangdut memang sangat digandrungi masyarakat. Ditawari bernyanyi, tanpa pikir panjang ia pun menyambutnya.
"Waktu itu ada yang ngajak nyanyi di Depok, Jawa Barat dengan bayaran pertama Rp 13.500. Saya sikat saja langsung," katanya. Sejak itu, tak dinyana dirinya mendapat apresiasi yang bagus dan tawaran manggung pun kian banyak.
"Saya itu manggung di mana-mana di Indonesia. Bayarannya lama-lama dari Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, cuma nyanyi dua lagu," paparnya seraya tertawa lepas. "Mereka suka karena lihat Advent Bangun si bintang film laga dan karateka bernyanyi," sambungnya.
Pernah punya pengalaman buruk saat bernyanyi di panggung? "Puji Tuhan, nggak ya. Di kepala saya itu sudah ada dan hapal 60 judul lagu dangdut, jadi kalau orang minta apa saya tahu. Kalau nggak kan gawat," kata bintang film 'Golok Setan', 'Dendam Dua Jagoan', dan 'Sumpah Si Pahit Lidah'
Pria yang kini berprofesi sebagai pendeta itu memang tak mengalami kesulitan berarti saat menyanyikan lagu dangdut. "Saya kan orang Batak Karo. Batak Karo itu cengkoknya ada mirip dangdutnya. Jadi nyambunglah walaupun nggak dangdut-dangdut banget," tuturnya.
(bar/hkm)