Aturan tersebut memang sempat menjadi perdebatan. Beberapa pihak terkait menilai selama ini bioskop terkesan tak adil karena menayangkan film lokal dalam porsi yang lebih sedikit.
Bicara tentang aturan tersebut, XXI pun memiliki pandangan sendiri. Seperti apa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, terkait dengan telah dikeluarkannya film dari daftar negatif investasi, aturan tersebut baiknya ditinjau ulang.
"Karena jika kuota yang bersifat proteksi masih tetap dipertahankan, sangat kontradiktif dengan kebijakan yang sudah diputuskan sekarang," sambungnya.
Bak pepatah hidup segan mati tak mau, selama ini film lokal dinilai masih tertatih-tatih untuk menjadi raja di negeri sendiri. Film asing masih menjadi minat besar bagi publik.
Dalam sebuah kesempatan, sutradara Joko Anwar sempat mengutarakan solusi perihal masalah akut yang dihadapi oleh industri film Indonesia tersebut.
"Kuncinya biar publik mau nonton film Indonesia cuma satu, kita harus bikin film yang bagus. Itu aja," tandas sutradara 'A Copy of My Mind' tersebut.
Bagaimana menurut Anda?
(doc/mmu)