Di Jepang sendiri ia dimuat sebagai serial bersambung selama empat tahun dari April 1975 hingga Maret 1979. Menurut pengamat komik dan budaya pop, Hikmat Darmawan, Candy Candy merupakan awal berkembangnya tren manga di Indonesia.
“Tokoh komik ini patut digarisbawahi. Ia menciptakan pasar manga perempuan dan manga mulai terasa mendominasi di setiap rak-rak komik di toko buku,” katanya kepada detikHOT di Coffeewar, Jalan Kemang Timur, Minggu (25/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, komik diasumsikan bagi pasar laki-laki, namun kata Hikmat, setelah Candy Candy muncul justru komik bisa dipahami juga bagi perempuan. “Penerbitnya Elex Media Computindo menjadi salah satu pemain penting dalam berkembangnya manga di Indonesia,” kata Hikmat.
Namun Ratna Sari, Managing Editor for Comics&Comic Magazines Publication Elex Media, membantah jika disebut demikian. “Elex sudah berdiri sejak tahun 1985, awalnya menerbitkan buku-buku komputer dan elektronik, baru komik-komik Jepang,” katanya kepada detikHOT Selasa (20/8/2013).
Pada 1991, Elex Media membeli lisensi dan menerbitkan Candy Candy yang merupakan terbitan Kodansha. Lalu diikuti oleh komik Kungfu Boy, Doraemon, Dragon Ball, dan lain-lain. Tiga tahun kemudian, baru menerbitkan komik lokal dengan diawali terbitnya komik lawas seperti Imperium Majapahit karya Jan Mintaraga.
“Baru pada 1995, Elex menerbitkan komik lokal dengan gaya ‘manga’ berjudul 'Alit Kencana' karya DS Grup dari Surabaya,” kata Sari.
Setelahnya, di tahun 2001, dimulailah penerbitan komik karya anak negeri dengan teknik dan gaya seperti manga. Serta diawali oleh komik Past Promise karya Calista dari Surabaya. Sedangkan komik lokal terbitan Elex yang bergaya manga dan menjadi bestseller adalah Magic of Love karya Anzu Hizawa atau yang mempunyai nama asli Agnes Susanti.
(utw/utw)