'Si Dukun' kembali melanglang buana. Setelah Galeri Nasional Indonesia di tahun 2015, perahu asal Situ Ciburuy yang terletak di kabupaten Bandung Barat atau sekitar 25 kilometer dari pusat kota, kini hadir di Singapura!
Karya seni ciptaan seniman Padang-Sunda Aliansjah Caniago itu menjadi bagian dari Southeast Asia Forum yang berjudul 'Seismograph: Sensing the City - Art in the Urban Age'. Seni instalasinya pun terlihat lebih mencolok dari karya lainnya. Dia membawa perahu usang milik Pak Ujil yang asli diangkut dari Bandung ke Singapura. Beratnya pun melebihi 1 ton, ditambah dengan alat timbangan yang ada di dua sisi perahu.
Di bagian bawah perahu, terdapat limbah kayu hasil buatan dari pabrik di kawasan sekitar danau. Limbah yang, kata dia, untuk material seniman melukis dibelinya langsung dari pabrik. "Ini saya bawa semuanya, di kargo dari Bandung lengkap sama dayung nelayan," jelasnya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aliansjah atau akrab disapa Alin adalah seniman Tanah Air yang fokus mengangkat isu lingkungan dalam setiap karyanya. Seperti project perahu nelayan yang sudah digarapnya sejak 2012 silam.
Menurutnya, danau yang subur dan airnya melimpah tersebut tadinya adalah sumber penghidupan dan mata pencaharian bagi para nelayan di sekitarnya. "Semua orang menjadi nelayan, mencari ikan, dan hidup karena Situ Ciburuy. Tapi sekarang cuma tinggal tiga nelayan saja," katanya di Marina Bay Sands Expo and Convention, Singapura.
Ironisnya persoalan sosial yang terjadi di danau sampai sekarang belum terselesaikan. "Saya tidak hanya buat karya seni yang terinspirasi dari Situ Ciburuy saja, tapi juga ada misi sosial."
Misi tersebut yang masih dijalankan oleh Alin sampai sekarang. Lewat 'Spiritual Capital (Pak Ujang's Boat), Alin membawa pesan tersendiri bagi pengunjung dunia khususnya yang bakal hadir mengunjungi Art Stage Singapore 2016.
"Ya inilah yang terjadi di Situ Ciburuy sekarang. Si Dukun, saya perkenalkan ke pengunjung yang lebih luas," kata lulusan Seni Lukis ITB ini.
Di video art yang dipajang di Art Stage Singapore 2016, dia mendayung dari utara ke selatan. Ketika sampai di tengah danau, lambat laun Alin menenggelamkan perahunya bersama limbah pabrik yang dibawanya.
![]() |
Aliansyah Caniago merupakan seniman yang pernah berpartisipasi di workshop seni bareng Boris Nieslony (Jerman), Waldemar Tatachuk dan Janusz Baldyga (Polandia), Lee Wen (Singapura) dan Seiji Shimosa (Jepang). Tahun ini, Alin berhasil meraih penghargaan 'Top Honor Indonesian Art' dari Yayasan Seni Rupa Indonesia. Serta di Bandung Contemporary Art Award 2015. Dia juga salah satu pendiri dari artspace di Bandung bernama Ruang Gerilya.
Karya seni instalasi Alin masih bisa dilihat sampai hari terakhir Art Stage Singapore di 24 Januari mendatang!