
Hannah Aidinal Al Rashid atau yang lebih akrab disapa Hannah Al Rashid lahir dan tumbuh di keluarga yang berbeda kebudayaan. Aidinal Hamzah Al Rashid, sang ayah merupakan guru besar pencak silat di Inggris. Sedangkan sang Ibunda, Anne Marie Al Rashid merupakan perempuan asal Prancis.
Baca juga: Simak Video Wawancara Hannah Al Rashid Soal Masa Remaja
Belum lama ini detikHOT berbincang dengan Hannah Al Rashid usai melakukan pemotretan Celeb of The Month untuk edisi bulan Mei. Lahir dan besar di keluarga dengan keanekaragaman budaya Indonesia dan Prancis, perempuan yang mulai dikenal aktingnya lewat film 'Modus Anomali' itu sempat merasakan krisis identitas.
"Banyak konflik identifikasi, seru sih cuma memang banyak sebagai anak campur darah itu banyak internal konflik," paparnya seru.
![]() |
"Lo siapa sebenarnya? Krisis identitas itu real banget untuk kalau lo mix itu di satu sisi gue sangat Indonesian banget, tapi di sisi lain masyarakat Idonesian nggak pernah ngaku kalau gue orang Indonesia," tambahnya serius.
Hannah yang lahir di London, 32 tahun silam memang memiliki wajah Indo sebagai seorang aktris. Namun ia pun kerap mengakui bahwa dirinya adalah orang Indonesia asli meskipun banyak orang menganggapnya seorang 'bule'. Hal tersebut ia rasakan saat dirinya baru saja pindah ke Tanah Air.
"Gue itu selalu bilang 'gue Indonesia loh', terus mereka 'ah bule' dan itu yang gue rasain pas gue pindah ke Indonesia oh my gosh gue ambil pelajaran Indonesian and Development Studies di Iggris loh ternyata degree gue itu Indonesian and Developement Studies karena gue sekolah di Inggris. Gue udah kayak my university ajah udah indonesian," urainya.
Meskipun lahir dan besar di London, Hannah Al Rashid yang lulusan School of Oriental and Africans Studies, University of London, menceritakan bahwa dirinya saat itu dapat berbahasa Indonesia. Tak hanya berbahasa Indonesia, bintang film 'Jailangkung 2' itu juga mencintai film dan musik Indonesia.
"Gue bisa bahasa Indonesia, gue suka banget film Indoensia, gue suka banget musik Indonesia gue setengah Indonesia dan pas gue dateng ke Indonesia dibilang bule aduh sakit banget kayak orang Rusia yang nggak punya ikatan negara ini tapi gue Indonesia loh," cetusnya.
Selain mencintai musik dan film Indonesia sebagai penanda dirinya benar-benar orang Indonesia, Hannah juga mencintai karya sastra Pramoedya Ananta Toer. Ia pun sempat menangis saat melihat salah satu pameran Pramoedya Ananta Toer di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.
![]() |
"Pramoedya Ananta Toer, pasti. Liat dong gue nangis ngeliatnya Pramoedya itu adalah sosok yang sangat inspiratif gue nggak pernah ngerti kenapa dari SMP atau SMA nggak disuruh semua orang semua murid di Indonesia baca bukunya Pramoedya Ananta Toer, 'Bumi Manusia' kenapa ya?," urainya tanya.
Baca juga: 'Bumi Manusia' Pramoedya Ananta Toer, Buku Favorit Hannah Al Rashid
"Itu buku penting banget ya gue kadang suka nanya 'lo tahu Pramoedya Ananta Toer nggak? Nggak', gue itu kaya aduh what??? oh my gosh ini adalah sastranya hero, sastranya Indonesia literally kayak apa ya national awakenings dari buku. Itu udah ada di 'Bumi Manusia' dan pertama kali gue baca bukunya Pramoedya Ananta Toer itu pas gue masih umur 14 tahun ya," pungkasnya.
Wardrobed by Ree Indonesia.
Aksesoris by House of Jealouxy.
Make up by Ifan Rivaldi.