
Nama Hannah Al Rashid sering terdengar membicarakan isu ketidaksetaraan gender di Tanah Air. Selain aktif di kancah layar perak, Hannah Al Rashid juga sangat gencar berbicara keadilan antara perempuan dengan pria.
Baca juga: Hannah Al Rashid 'The Epitome Of Fearless Woman'
Belum lama ini detikHOT berbincang dengan perempuan kelahiran London, 32 tahun silam. Dengan masih mengenakan busana rancangan Rama Dauhan Studio, Hannah begitu sapaan akrabnya antusias saat membahas soal isu ketidaksetaraan gender dan pelecehan seksual yang banyak dialami oleh perempuan.
![]() |
Ia pun sedikit kilas balik dengan masa kecilnya yang sempat merasakan ketidakadilan saat masih duduk di bangku sekolah.
"Sebenarnya gue dari kecil juga sudah concern dengan hal-hal yang tidak adil ya dan sangat tidak adil karena gue cewek jadi elu nggak boleh begini-begini gue itu kayak mikir kenapa?," bukanya seru.
"Kayak waktu SD pun gue itu kan ada football match di sekolahan gue. Waktu itu yang main bola sama cowok-cowok, cowoknya itu nggak pernah mau passing the ball sama gue dan cewek-cewek yang lain. Jadi gue sama best friends gue ngelobi ke kepala sekolah, sekali seminggu atau dua kali seminggu kalau nggak salah setiap friday itu girls preach," tambahnya.
Rasa ketidakadilan yang dialami dirinya dan beberapa teman perempuannya saat itu memang sudah terasa bagi Hannah Al Rashid yang lahir dari keluarga dengan dua budaya. Oleh sebab itu, Hannah Al Rashid yang kini merupakan publik figur mencoba memperjuangkan hak-hak perempuan yang merasa tertindas dengan ketidakadilan.
"Itu masih di London ternyata gue dari kecil aja udah merasakan, peduli dan aware yang namanya perbedaan stereotype, ketidaksetaraan gender dan gue merasa itu nggak adil dan itu yang gue perjuangkan itu dari SD," tambahnya lagi.
Hannah Al Rashid yang aktivis dan duta PBB Indonesia untuk kesetaraan gender, masih sering menemukan tingkat kesadaran akan isu ini masih kurang. Dengan nada bicara yang santai, ia pun sedikit mengungkapkan pendapatnya soal isu yang masih dianggap remeh oleh kebanyakan orang.
![]() |
"Masih, masih kurang kesadaran akan isu ini ada banyak hal yang sudah dibudidayakan ,ada banyak hal yang sudah menjadi stereotype dan diterima 'oh yaudah seperti ini', padahal stereotype atau di stereotype itu sebenarnya menekankan ketidakadilan dan ketidaksetaraan," urainya.
"Ya maksudnya gini body shamming untuk cewek aja atau cowok kan seharusnya jangan dong cuma karena media yang paling menjadi sorotan kan perempuan, bukan perempuan yang media yang mereka melihat dari fisik bukan di dalemnya. Mungkin kita kan nggak pernah kan kalau misalkan stereotype nanyain ke cowoknya, misalkan gini kita lihat di red carpet banyak perempuan yang ditanyain yaudah 'lo pakai apa? Pakai desainer siapa?'. Lu nggak nanya produksi film yang sedang ia mainkan gitu. Sedangkan cowok nggak pernah kan 'lo pakai apa?', Yaudah lah di situ kita lihat perbedaan-perbedaan cara kita menganggap perempuan atau peran perempuan dan lelaki dalam society seperti apa, sama kan kalau misalkan kita bilang ke anak perempuan kita, kalau keluar malam jangan sendiri, jangan pakai baju yang kayak gimana, laki nggak pernah digituin kan?," pungkasnya.
Baca juga: Gaya Maskulin Hannah Al Rashid Saat Pemotretan
Wardrobed by Rama Dauhan Studio.
Aksesoris by House of Jealouxy.
Make up by Ifan Rivaldi.