
Film 'Denias Senandung di Atas Awan' menjadi film pertama bagi Pevita Pearce dalam karier berakting. Mengawali karier sejak masih kanak-kanak, bintang '5 CM' itu menceritakan kisah tak mengenakkan bagi dirinya ketika terlibat dalam produksi film kedua 'Lost in Love'.
Putri pasangan dari Bramwell Pearce dan Ernie Auliasari, memang sangat beruntung dapat mencicipi hiruk-pikuk industri hiburan Tanah Air. Film yang diproduseri oleh Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale, 'Denias Senandung di Atas Awan', jadi debut Pevita.
Dia pun menikmati pengalamannya mengikuti syuting sebuah film, hingga akhirnya Pevita menerima tawaran proyek berikutnya. Di tahun 2008, Pevita bemain film kedua yang berjudul 'Lost in Love', bersama Arifin Putra dan Richard Kevin.
![]() |
Namun, cerita syuting kala itu tak berjalan mulus. Lantaran harus syuting di Paris, perempuan bernama lengkap Pevita Cleo Eileen Pearce itu hampir dikeluarkan dari sekolahnya.
"Jadi waktu SMP ada di mana aku syuting 'Lost in Love' membutuhkan waktu untuk syuting di Paris," bukanya dengan nada santai.
"Jadi aku harus izin syuting di Paris hampir 30 hari. Kepala sekolahnya nggak mau mengizinkan, kalau mau kamu keluar, tuh Pak Tatan nyesel kan sekarang?," sambungnya dengan canda.
Film 'Lost in Love', memang menjadi salah satu pembuktian akting Pevita untuk memainkan kisah percintaan remaja dengan latar belakang indahnya kota Paris. Untungnya, dia tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Pevita mendapat satu pembelaan dari salah satu guru yang sangat mendukung dia dalam berkarier.
"Oh iyah udah mau di DO (drop out), ada satu guru bahasa Indonesia yang mau 'fight' buat aku karena merasa kamu ada bakat gitu namanya Pak Arief, sampai sekarang aku masih berkomunikasi sama beliau, jadi karena beliau pun aku bisa sampe di sini," jelasnya serius.
"Dia yang 'fight' kalau nggak keluarin dari sekolahan. Nah ini adalah bagaimana jika passion seseorang siswa atau murid itu perlu ada pengorbanan jika sekolah bisa bekerja sama. Oke boleh izin 30 hari tapi harus ambil ekstra kelas atau tugasnya dibanyakin atau tugasnya diselesaikan yang penting itu kan tugasnya diselesaikan," urainya.
![]() |
Perempuan yang memiliki darah seni mengalir dari keluarganya memang sangat mendukung dengan kemampuan siswa atau murid yang punya bakat di luar akademis. Menunjang dan memberikan dukungan menurutnya penting bagi sekolah untuk murid-murid yang berbakat.
"Mungkin itu yang harus dipikirkan oleh sekolah-sekolah, sekarang perlu di inikan karena sekarang karier itu udah semakin luas yah udah ada misalkan anak-anak muda sekarang kayak balap, habis itu mungkin bisa syuting seperti itu banyak sekali fotografi, so many talents yag harus di support sama sekolah juga," pungkasnya.
Wardrobe by TRE Clothing (Top), Hat by Zara Indonesia.