Banyaknya anak perempuan yang menikah di bawah umur membuat aktris Hannah Al Rashid prihatin akan hal tersebut. Pemain film 'Bulan Terbelah Di langit Amerika 2' sangat menyayangkan kejadian itu terjadi di Indonesia.
"Kalau untuk perkawinan anak di Indonesia juga masih tinggi kalau nggak salah peringkat dunia Indonesia nomor 7, tapi belum dianggap sesuatu yang apa ya, karena mungkin terjadi di daerah pedesaan jadi ya itu juga Indonesia sendiri ada statistik yang mengatakan 1 dari 9 anak perempuan nikah di bawah umur 18 tahun tapi di berbagai provinsi ada yang lebih tinggi ada 1 dari 4 berarti 25 persen," tuturnya saat diundang menjadi narasumber di Launching Yayasan Plan Internasional Indonesia, di Goethe Institut Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).
Menurut Hannah Al Rashid, hal itu terjadi lantaran makin banyaknya tingkat kemiskinan di Negeri Pertiwi ini. Anak yang belum waktunya untuk menikah pun akhirnya banyak mendapatkan kekerasan secara fisik.
"Jadi isu ini masih sangat real, akan banyak sekali dampak negatif terhadap anak perempuan saat ini di balik tingkat kemiskinan justru makin parah, dikeluarkan dari sekolah, nggak dapat education, makin muda nikah makin peluang untuk mengalami kekerasan secara biologi dan fisik. Anak segitu belum siap untuk pernikahan, belum siap untuk kehamilan apalagi melahirkan," imbuh wanita 32 tahun itu.
Melihat kejadian tersebut, Hannah Al Rashid tergerak untuk melakukan sebuah gerakan. Ia pun banyak bertemu para aktivis-aktivis dan beberapa orang penting yang peduli akan hal tersebut.
"Tapi tugas aku sekarang sebagai duta, saya dipertemukan aktivis banyak sekali perempuan yang bikin riset untuk hentikan perkawinan anak karena banyak dampak negatif untuk si anak. Dan makin sadar isu ini yah itu bertemu aktivis bergerak di isu ini," kata Hannah.
"Karena bagaimana kita menghapus perkawinan anak bukan berari kita nggak mau anak kita kawin, tapi yah di umur semuda itu sebenarnya masih ada dampak negatif. Ya sudah kita harus menunda menikah semuda itu," pungkasnya.