Menikmati Festival Seni di Jakarta Biennale 2015

Seniman internasional Charles Esche bersama dengan Direktur Yayasan Jakarta Biennale Ade Darman dan 5 kurator muda di pembukaan Jakarta Biennale 2015.
Festival seni kontemporer bertaraf internasional ini dibuka pada 14 November 2015 sampai 17 Januari 2016 di Gudang Sarinah, Jalan Pancoran Timur II, Jakarta Selatan.
Ada 3 isu besar yang dibahas di festival bertemakan 'Maju Kena, Mundur Kena: Bertindak Sekarang'. Yakni, persoalan air, sejarah, dan gender atau seksualitas.
Sebanyak 70 seniman berpartisipasi, 42 seniman Tanah Air dan 28 seniman mancanegara. 80 persen karya yang ditampilkan baru.
Jakarta Biennale 2015 juga mengisi ruang-ruang kota melalui proyek kolaborasi dengan komunitas dalam proyek seni rupa dan mural.
Mural tentang persoalan yang terjadi di Bali juga ditampilkan di Jakarta Biennale 2015.
Charles Esche menyebut display Jakarta Biennale kali ini dengan konsep kampung urban. Termasuk karya seni di kampung ke-3 yang sarat dengan isu politik.
Seniman internasional Charles Esche bersama dengan Direktur Yayasan Jakarta Biennale Ade Darman dan 5 kurator muda di pembukaan Jakarta Biennale 2015.
Festival seni kontemporer bertaraf internasional ini dibuka pada 14 November 2015 sampai 17 Januari 2016 di Gudang Sarinah, Jalan Pancoran Timur II, Jakarta Selatan.
Ada 3 isu besar yang dibahas di festival bertemakan 'Maju Kena, Mundur Kena: Bertindak Sekarang'. Yakni, persoalan air, sejarah, dan gender atau seksualitas.
Sebanyak 70 seniman berpartisipasi, 42 seniman Tanah Air dan 28 seniman mancanegara. 80 persen karya yang ditampilkan baru.
Jakarta Biennale 2015 juga mengisi ruang-ruang kota melalui proyek kolaborasi dengan komunitas dalam proyek seni rupa dan mural.
Mural tentang persoalan yang terjadi di Bali juga ditampilkan di Jakarta Biennale 2015.
Charles Esche menyebut display Jakarta Biennale kali ini dengan konsep kampung urban. Termasuk karya seni di kampung ke-3 yang sarat dengan isu politik.