Film '99 Cahaya di Langit Eropa' Syuting di Hampir Semua Ikon Kota Wina

Laporan dari Austria

Film '99 Cahaya di Langit Eropa' Syuting di Hampir Semua Ikon Kota Wina

- detikHot
Sabtu, 28 Sep 2013 12:49 WIB
Austria - Film '99 Cahaya di Langit Eropa' sudah melakukan pengambilan gambar di kota Wina, Austria sejak 9 September lalu. Menurut sutradara Guntur Soeharjanto, film ini mengambil lokasi hampir semua ikon kota Wina.

Sebelum detikHOT berkesempatan mengunjungi lokasi syuting, Guntur sudah mengambil gambar di Universitas Vienna, Museum Albertina, Gereja Stephansdom di Stephenplatz, serta jalan-jalan khas perkotaan Wina. Setelah itu, mereka juga mengambil gambar di bukit Kahlenberg, tempat bersejarah The Battle of Vienna dimana Dinasti Ottoman dari Turki terusir oleh tentara Jerman dan Polandia lebih dari 300 tahun lalu.

"Lokasi dibuat seutentik mungkin dari buku. Sebelum syuting kita ketemu Rangga dan Hanum ngecek-ngecek lokasi, kayak misalkan lokasi mesjid, cafe, Kita pakai yang real karena itu historical kan," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 70 persen lokasi pengambilan gambar untuk dua bagian film '99 Cahaya di Langit Eropa' memang dilakukan di Wina. Kota tersebut memang menjadi latar utama dari cerita novel karangan Hanum Rais dan Rangga Almahendra itu.

"Kita juga ambil gambar di dekat patung Mozart, pokoknya hampir semua ikon kota Wina kecuali di Schonbrunn Palace karena itu punya kerajaan jadi susah izinnya," ucap Guntur saat berbincang dengan detikHOT di sela-sela syuting.

Untuk masalah perizinan, tim produksi mempekerjakan tiga orang dari departemen berbeda. Ada yang mengurusi produksi, perizinan, hingga bagian yang mengurus pemeran pendukung warga asli Austria.

Dari tiga orang yang membantu, dua diantaranya adalah orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Austria. Sementara satu orang lagi adalah warga asli Austria, dan dia juga tampil sebagai figuran di film ini.

"70 persen di Wina untuk film. Sisanya di Paris, Cordoba, sama di Turki," lanjut Guntur yang sebelumnya mengarahkan film 'Tampan Tailor' itu.

Untuk lokasi yang bersejarah, peraturannya juga ketat. Seperti ketika film mengambil lokasi di salah satu museum terbesar di Wina.

"Nggak boleh berisik, terus bawa lampu pun suhunya diukur dulu karena takut ngerusak lukisan. Detail banget, kita bawa lampu LED dicek suhunya, karena lukisan asuransi semua," beber Guntur lagi.

(ich/nu2)

Hide Ads