Sejak melejit di tahun 1998, nama Djoko Pekik kian melambung di skena seni rupa Indonesia. Berkat lukisan Berburu Celeng, pelukis yang tinggal di Yogyakarta itu naik tajam. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Lukisan Berburu Celeng menampilkan sesosok celeng yang tersungkur di tanah dan dibunuh oleh tiga orang yang digambarkan telanjang dada. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Para pemuda itu memakai caping dan membawa tombak. Mereka menusuk celeng di bagian belakang untuk bisa membunuh celeng. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Djoko Pekik mengatakan celeng merupakan simbol dari makhluk yang serakah yang membabi buta. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Lukisan Berburu Celeng Merapi menginspirasi pemilik Museum Anak Bajang, Sindhunata, untuk membuat novel serupa. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Kini lukisan Berburu Celeng Merapi dihibahkan kepada Museum Anak Bajang disertai dengan perfomans yang menarik hari ini. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Sindhunata mengatakan lukisan Berburu Celeng Merapi yang diserahkan ke Museum Anak Bajang digunakan sebagai bahan refleksi untuk orang-orang agar nafsu angkara celeng bisa musnah. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
"Termasuk celeng yang di Merapi. Ya moga-moga itu menjadi tanda bahwa kita, ada baiknya di museum agar orang-orang melihat refleksi mengenai celeng," kata Sindhunata. Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom