
Di tengah kesibukannya terlibat lagi dalam serial HBO 'Halfwords' untuk musim yang kedua, Arifin Putra masih menyempatkan waktu dalam kegiatan sosial. Saat ini, ia terlibat dalam usaha pelestarian kehidupan satwa liar di Sumatera.
Bukan semata label 'duta' yang disematkan pada dirinya untuk kegiatan 'double tigers' milik World Wild Fun for Nature (WWF), Arifin terjun langsung demi menyelamatkan populasi Harimau Sumatera.
Mengawali debut kariernya sebagai pemain sinetron di 'Srikandi', dirinya memang harus menapaki proses yang panjang hingga akhirnya dikenal sebagai salah satu aktor papan atas seperti sekarang ini. Namun, kesuksesan tak membuatnya lantas 'lupa diri'. Di balik kesibukannya sebagai seorang artis yang harus mengikuti jadwal yang padat, di dalam nuraninya terselip rasa peduli dengan lingkungan sekitar.
![]() |
Berawal dari mencintai alam sekitar, bintang 'Supernova' itu memang sudah tergerak hatinya sejak awal dengan menyumbang dalam bentuk materil untuk menyelematkan populasi Harimau Sumatera.
"Kalau gue memang dari dulu sangat peduli dengan pelestarian alam dan emang udah setahun, dan dua tahun yang lalu secara rutin tiap bulan nyumbang ke WWF," bukanya santai pada detikHOT.
"Memang bukan karena diajak mereka atau gimana. Tapi memang gue pengen, terus akhirnya nggak sengaja gara-gara campaing double tiger ini, gue dihubungin lewat manajemen gue untuk ketemu dengan orang WWF terus ngobrol sama orang mereka dan mereka cocok akhirnya kita kembangin ke beberapa campaingn. Satunya belum bisa gue omongin tapi adalah tentang mengurangi konsumsi tisu, karena tisu itu kan dari pohon terus pohon itu kan tempat habitatnya satwa liar jadi kita stop pemakaian tisu, nggak mungkin, tapi mengurangilah minimal," paparnya sambil memberikan bocoran.
Tak hanya Harimau Sumatera yang menjadi perhatiannya, populasi hiu paus atau whale shark yang terancam punah juga cukup merisaukannya. Dirinya juga sempat belajar bagaimana memperlakukan hiu paus ketika menjadi sebuah objek wisata.
"Sempat lihat Instagram gue nggak sih? (Hiu paus) itu bisa sampai 20 meter. Aku snorkling, nggak nyerang justru hiu paus itu mereka sangat-sangat ramah dan karena dari dulu orang Papua di situ takut sama hiu paus karena mereka dulu menamainya hantu laut. Jadi mereka selalu takut akan dimakan sama hiu paus, jadi akhirnya mereka nggak pernah nyerang, nggak pernah berburu, terus akhirnya si hiu paus lumayan agak lebar di situ," kisahnya.
![]() |
"Sekarang terancam punah tapi kalau di Taman Nasional Cendrawasih itu saat ini mereka terakhir kurang lebih 132 ekor. Pasti kalau hiu paus itu kan nggak di satu tempat, mereka bisa keliling dunia deh, beneran cuman kebetulan yang unik dari Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah mereka di situ hampir sepanjang tahun jadi mereka ada terus, kalau di tempat lain pas musim musim tertentu aja, tapi di situ ada terus," lanjutnya.
"Kalau di situ masalahnya adalah justru turis lokal dan mancanegara. Kalau misal dari orang lokalnya dulu masalahnya adalah mereka berburu dengan bom, tapi sekarang sudah mulai pelan-pelan berkurang jadi justru orang Papua zaman dulu kan pas perang dunia kedua itu kan banyak bom dari Jepang, nah itu sama orang Papua itu iseng diangkat dari air di mana pun itu dibuka bomnya nah mereka pakai untuk ngebom ikan," tuturnya lagi.
Dengan bijaksana sebagai sesama makhluk hidup, Arifin Putra tergerak hatinya untuk ikut terlibat dalam setiap usaha melestarikan keindahan serta keselamatan alam, yang pada akhirnya dinikmati bagi manusia juga. Label artis tak hanya ia gunakan sebagai hal-hal yang bersifat duniawi dan gemerlap, namun dimanfaatkan untuk menebar hal positif, yang menginspirasi banyak orang.