
Pencapaian yang terasa begitu manis bagi seorang Reza Rahadian dalam karier beraktingnya di usianya yang masih muda menyimpan banyak cerita. Ia pun merasa beruntung karena tak terjebak dalam satu medium akting yang sama.
"Balik lagi dari dulu gue zaman main sinetron bahwa seni peran itu adalah seni peran, artinya harusnya bisa masuk mana aja cuma persoalannya membedakan itu hanya medium, baik itu di teater, hingga permainan kita terlihat lebih besar," bukanya dengan nada serius.
"Bukan karena, oh di teater mainnya lebay, oh no, itu salah. Yang benar adalah bahwa kalau di panggung ya jelas suara harus lebih lantang kemudian harus lebih kelihatan karena orang yang menonton kita enggak di barisan depan tapi ada di barisan ujung, hanya itu. Sinetron adalah medium televisi, orang nonton TV itu sambil ke sana ke mari sambil tiba-tiba ngapain dan segala macem, mungkin untuk attract, ada sesuatu yang perlu dipikirkan secara kreatif," sambungnya langsung berpanjang lebar.
![]() |
Bagaimana dengan film? Reza melihatnya sebagai panggung yang berbeda lagi.
"Orang nonton film itu gambarnya aja sudah segitu besar ukuran layarnya gede banget gitu 6 x 8 meter kalau ngga salah. Sehingga mediumnya semakin besar, ekspresi sekecil apapun akan terlihat. Kenapa film disebut sebagai medium realis, banyak orang menilai film itu tempatnya kita untuk kalau bisa menampilkan sesuatu yang realis supaya relate dengan penonton, frame-nya aja udah segitu besar ukuran layarnya gede banget 6 x 8 meter," lanjutnya dengan serius.
Proses itulah yang membuat Reza Rahadian merasa beruntung, dan baginya hal itu tidak terjadi begitu saja secara kebetulan. "Yang suka dilupakan itu adalah kadang-kadang bahwa perjalanan siapapun, yang menentukan sebagian besar adalah dirinya sendiri," tegasnya.
"Ke mana arahnya dia mau pergi kalau ada orang yang terjebak? Itu pilihan, itu memang ide dia menghendaki terjadi atau dia sudah sangat nyaman di wilayah itu sehingga enggak ada passion atau dorongan untuk bisa loncat ke medium-medium lainnya yang berbeda," lanjutnya.
![]() |
Jika dibilang berat, faktanya Reza mengalami masa ketika dirinya masih dipandang sebelah mata. "Gue awal-awal dikasih casting film itu sangat di-underestimate oleh beberapa casting director film. Apalagi dulu kan kesannya kita pemain sinetron dan bukan yang punya nama besar. Ah ini pemain sinetron aktingnya begini-begini, suka ada anggapan begitu," kisahnya dengan nada seru.
Lantas, bagaimana Reza menyikapi dan menghadapi semua itu?
"Gue berusaha untuk memecahkan itu karena gue tidak setuju kalau ada artis sinetron yang disebut-sebut sebagai pemain yang gitu-gitu aja, enggak. Mereka punya kelebihannya yang mungkin kita di film bisa seperti mereka di sinetron," tandasnya.