
Masih seputar kisah hidup sang aktor berwatak tangguh, Reza Rahadian. Kali ini Reza mengisahkan masa-masa ketika mulai menginjak usia remaja. Lagi-lagi, pengaruh sang ibu Pratiwi Widiantini Matulessy, sosok yang dicintai sekaligus dikaguminya, sangat besar.
Sebagai anak laki-laki, Reza tak segan ataupun malu untuk menceritakan segala sesuatunya pada sang ibunda. "Apapun ya, biasalah kita punya kenakalan remaja pada usianya gitu kan? Nah, saya jujur cerita sama ibu saya, jadi rem saya itu kenceng, apapun saya ceritain," tuturnya.
"Kamu tahu nggak, itu nggak baik, nanti ini-ini efeknya begini...nggak ada hal yang saya tutup-tutupin dari ibu saya," tambahnya.
Dengan mengenang kembali masa itu, Reza sebenarnya ingin menularkan spirit itu kepada anak-anak muda Indonesia, dan kepada para orangtua. "Bukan hanya perkara prestasi, tapi kecintaan hubungan relationship antara orangtua dengan anak itu dijalinnya itu nggak bisa dengan waktu hanya satu tahun dua tahun," ujarnya.
![]() |
Reza mengakui, secara akademis, prestasinya waktu duduk di bangku SD biasa-biasa saja. Bahkan, ada nilai pelajaran yang cukup mengecewakan. Bagaimana sang bunda menanggapinya?
"Saya bilang, mama kenapa nilai aku kok segini yah? Reza belajarnya gimana? Satu hal yang ibu saya berikan, cinta. Nggak pernah putus, jadi yang dia tanam itu di hati saya itu selalu dibalutin dengan cinta," kisahnya dengan sepenuh hati.
"Karena buat ibu saya (cinta) itu jauh lebih penting daripada memaksa anak untuk prestasinya harus ini, angkanya harus sekian, itu enggak pernah gitu. Jadi ya yang dikasih ke saya itu love, itu terus sehingga sampai usia saya SMP itu adalah usia pembuktian di mana saya tidak pernah sekolah membayar sepeser pun," tambahnya pede.
![]() |
Tanpa ada paksaan untuk belajar, Reza yang menginjak remaja mulai membuktikan dengan prestasinya, dengan nilai rapor yang cukup memuaskan. Bahkan dirinya tak pernah lepas untuk mendapatkan ranking satu dan beasiswa. Itu terjadi ketika dia duduk di bangku SMP.
"Di usia SMP saya enggak pernah putus dari ranking satu, paling turun saya ranking dua. Nilainya alhamdulillah bagus waktu itu, kemudian saya dapat beasiswa dari pemerintah untuk sekolah waktu itu di kalimantan Timur," kenangnya.