Kehadiran Michelle merupakan bagian dari kegiatan amal hasil kolaborasi antara Pusat Riset Perubahan Iklim (Research Center for Climate Change) yang berada di bawah naungan Universitas Indonesia, The Habibie Center dan Studio 21.
Nantinya, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung kelangsungan kegiatan The Learning farm atau Yayasan Karang Widya, sebuah pusat pelatihan pertanian organik untuk para remaja rentan dan anak-anak jalanan. Dalam acara tersebut hadir juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Mari Elka Pangestu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya senang berada di sini, bisa berbagi secara langsung dengan kalian tentang kisah inspiratif ini," ucapnya.
Meskipun usianya sudah hampir kepala lima, Michelle masih tampak muda, cantik dan anggun dengan balutan gaun berwarna gading. Ia murah senyum dan ramah dalam meladeni pertanyaan penonton dalam sesi diskusi usai pemutaran film.
Michelle merasa terhormat bisa memerankan sosok Aung San Suu Kyi dalam film 'The Lady'. Ia seolah merasakan betul perjuangan Aung San Suu Kyii dalam mempertaruhkan segalanya demi terwujudnya demokrasi di Myanmar.
"Syuting film ini melibatkan emosi saya," tuturnya bintang film James Bond 'Tomorrow Never Dies' itu.
Menurut Michelle, 'The Lady' yang disutradarai Luc Beson itu adalah film tentang pengorbanan cinta yang mengagumkan di samping latar belakang politiknya. Aung San Suu Kyi yang menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada 1991 itu rela terpisahkan dari keluarga yang dicintainya demi menegakkan demokrasi di Myanmar.
"Saya merasa mendapatkan berkah karena terlibat dalam film yang inspiratif ini," tandasnya.
(ich/ich)











































